Mengapa Filsafat Marcus Aurelius Semakin Populer di Era Digital?

Marcus Aurelius
Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan layar

Salah satu dampak buruk dunia digital adalah FOMO (Fear of Missing Out), perasaan takut tertinggal dari tren, kabar terbaru, atau pencapaian orang lain. Filsafat Marcus Aurelius justru menawarkan kebalikan dari FOMO: ketenangan dalam menerima kenyataan, fokus pada saat ini, dan tidak membandingkan diri.

“If it is not right, do not do it. If it is not true, do not say it.”
(Jika itu tidak benar, jangan lakukan. Jika itu tidak nyata, jangan katakan.)

Pesan ini sangat cocok di tengah era hoaks, drama digital, dan pencitraan palsu. Marcus mengajak kita untuk hidup jujur, beretika, dan tidak terbawa arus.


Influencer, CEO, dan Tokoh Dunia Mulai Melirik Stoikisme

Beberapa tokoh ternama seperti Tim Ferriss, Ryan Holiday, hingga Jack Dorsey (pendiri Twitter) terbuka tentang bagaimana filosofi Marcus Aurelius membantu mereka menghadapi stres, tekanan publik, dan pengambilan keputusan besar.

Bahkan dalam buku The Daily Stoic karya Ryan Holiday, sebagian besar kontennya terinspirasi dari Marcus Aurelius. Buku ini menjadi bestseller dan menginspirasi lahirnya ribuan komunitas Stoik online, kelas pengembangan diri, dan podcast bertema filsafat kuno.