Seneca: Bahagia Itu Hidup Sesuai dengan Hakikat Diri Sendiri

Seneca
Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

“A happy life is one which is in accordance with its own nature.” Dalam kalimat ini, Seneca menekankan pentingnya kejujuran terhadap diri. Artinya, kita perlu mengenal siapa diri kita, apa yang kita yakini, dan hidup sesuai dengan prinsip itu.

Contoh sederhana: jika seseorang mencintai seni, tapi ia memaksakan diri menjadi pengusaha karena tekanan sosial, besar kemungkinan hidupnya akan penuh kecemasan. Sebaliknya, orang yang mengikuti kata hatinya, walau sederhana hidupnya, bisa merasa lebih damai.

Seneca mengingatkan bahwa hidup yang tidak sesuai dengan kodrat akan membawa penderitaan batin. Kita akan merasa lelah, terjebak, dan kehilangan arah. Namun, begitu kita menemukan harmoni antara diri sejati dan kehidupan sehari-hari, maka ketenangan batin akan muncul secara alami.

Stoikisme dan Keseimbangan Emosi

Stoikisme, aliran filsafat yang dianut Seneca, mengajarkan pentingnya hidup sesuai dengan alam dan rasio. Dalam konteks ini, “alam” tidak hanya berarti lingkungan fisik, tetapi juga struktur batin kita. Menjalani hidup dengan menerima realitas, tidak terjebak dalam emosi yang merusak, serta berfokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan adalah bagian dari hidup yang sesuai dengan kodrat.

Misalnya, saat kehilangan sesuatu yang kita cintai, Seneca mengajarkan untuk tidak larut dalam kesedihan, tapi menerima dengan lapang dada. Bukan berarti kita tidak boleh merasa sedih, tapi kita tidak boleh membiarkan kesedihan itu menghancurkan kehidupan. Inilah keseimbangan yang ingin dicapai Stoikisme—hidup selaras dengan kenyataan dan keutuhan diri.

Kebahagiaan Tidak Sama dengan Kesenangan