Membaca: Jalan Pintas Menuju Kebijaksanaan Menurut Socrates

- Image Creator Bing/Handoko
Sayangnya, budaya membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sempat berada di peringkat 60 dari 61 negara. Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari kurangnya akses buku berkualitas, rendahnya kesadaran akan pentingnya literasi, hingga dominasi konten visual yang instan.
Namun harapan tetap ada. Semakin banyak komunitas literasi, gerakan baca buku digital, dan program pemerintah yang mendorong masyarakat untuk kembali mencintai buku. Di era digital, membaca tidak lagi terbatas pada buku fisik. E-book, blog, jurnal daring, hingga artikel ilmiah kini tersedia secara luas dan murah—bahkan gratis.
Prinsip belajar sepanjang hayat (lifelong learning) menjadi sangat relevan di era perubahan cepat seperti sekarang. Teknologi, pasar kerja, dan dinamika sosial terus berkembang. Mereka yang mampu bertahan bukanlah yang paling kuat, melainkan yang paling cepat beradaptasi—dan adaptasi itu hanya mungkin terjadi jika kita terus belajar.
Socrates sendiri adalah contoh pembelajar sejati. Meskipun dikenal sebagai salah satu tokoh paling bijaksana, ia pernah berkata, “The only true wisdom is in knowing you know nothing.” Artinya, pengakuan akan ketidaktahuan adalah awal dari kebijaksanaan. Dan membaca adalah jalan terbaik untuk menambah pengetahuan itu.
Kesimpulan: Jangan Pernah Berhenti Membaca
Pesan Socrates kepada umat manusia sangat jelas: gunakan waktumu untuk memperbaiki diri dengan membaca karya orang lain. Dengan membaca, kita tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga mengasah empati, meningkatkan daya kritis, dan memperkaya jiwa.