Seneca: Kamu bertanya, apa batas yang tepat untuk kekayaan seseorang? Pertama, memiliki yang esensial. Kedua, …

- Image Creator/Handoko
Budaya modern, dengan media sosial dan iklan di mana-mana, menanamkan ilusi bahwa kita akan bahagia jika memiliki lebih banyak barang mewah. Namun kenyataannya, banyak orang yang justru merasa semakin kosong meskipun memiliki segalanya.
Survei dari World Happiness Report 2024 menunjukkan bahwa kebahagiaan masyarakat tidak selalu berkorelasi dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Negara-negara dengan penghasilan menengah tapi tingkat sosial dan komunitas yang tinggi justru lebih bahagia dibanding negara kaya yang individualistis dan materialistik.
Ini membuktikan bahwa Seneca benar: memiliki yang esensial dan merasa cukup jauh lebih menentukan kualitas hidup daripada jumlah kekayaan yang dimiliki.
Implikasi Filosofi Ini di Dunia Kerja dan Bisnis
Di dunia profesional, banyak orang terjebak dalam pola kerja tak sehat demi mengejar kekayaan tanpa batas. Mereka mengorbankan waktu dengan keluarga, kesehatan mental, bahkan integritas hanya untuk terus naik tangga karier.
Jika kita terapkan filosofi Seneca, maka seharusnya orientasi bisnis dan karier kita tidak hanya tentang mengejar keuntungan, tetapi juga keberlanjutan dan keseimbangan hidup. Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan dasar pekerjanya dan membantu mereka mencapai rasa “cukup” dalam hidup.
Transformasi Digital dan Arah Baru Kekayaan