Albert Einstein: Tragedi Kehidupan Adalah Ketika Jiwa Mati Sebelum Raga

Albert Einstain
Albert Einstain
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Albert Einstein, ilmuwan jenius yang dikenal karena teori relativitasnya, tidak hanya mewariskan pemikiran dalam bidang fisika, tetapi juga menyisakan jejak-jejak perenungan mendalam tentang makna kehidupan, kemanusiaan, dan eksistensi manusia. Salah satu kutipan paling menyentuh dari Einstein berbunyi:

"The tragedy of life is what dies inside a man while he lives."

Kutipan ini menjadi pengingat keras bahwa tragedi sejati dalam hidup bukanlah kematian fisik, melainkan matinya semangat, harapan, impian, dan makna hidup ketika seseorang masih bernapas. Dalam artikel ini, kita akan membedah makna dalam kalimat tersebut dan mengapa pesan ini sangat relevan di tengah kehidupan modern yang serba cepat namun kerap kehilangan makna.

Apa yang Mati dalam Diri Manusia Sementara Ia Masih Hidup?

Banyak orang bangun setiap pagi, berangkat kerja, menyelesaikan tugas, pulang ke rumah, dan mengulang rutinitas yang sama setiap hari. Namun, di balik semua itu, tak sedikit yang merasa kosong, lelah secara emosional, dan kehilangan arah.

Yang sering mati di dalam diri kita saat masih hidup antara lain:

  • Rasa ingin tahu dan semangat belajar.
  • Keberanian untuk bermimpi dan mengambil risiko.
  • Kepekaan terhadap penderitaan orang lain.
  • Empati, kasih sayang, dan welas asih.
  • Kreativitas dan imajinasi yang pernah hidup dalam jiwa kita semasa kecil.