Hidup yang Baik adalah Kunci Kehormatan Abadi Pesan Bijak Marcus Aurelius

- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Di tengah kebisingan kehidupan modern yang sering kali menuntut kepatuhan buta dan pencarian identitas melalui status sosial, Marcus Aurelius, filsuf dan Kaisar Romawi dari abad ke-2, meninggalkan pesan yang menggugah nurani: “Live a good life. If there are gods and they are just, then they will not care how devout you have been, but will welcome you based on the virtues you have lived by…”
Kalimat panjang ini tidak hanya menjadi refleksi spiritual, tetapi juga ajakan moral yang mendalam. Ia mengajak manusia untuk hidup secara terhormat—bukan demi penghargaan duniawi atau ketakutan terhadap hukuman ilahi—melainkan demi integritas pribadi dan warisan kebaikan.
Kehidupan Baik di Atas Segalanya
Menurut Marcus Aurelius, seseorang yang hidup dalam kebaikan akan tetap mulia dalam kondisi apa pun. Jika memang para dewa itu ada dan adil, maka mereka tidak akan menilai manusia dari seberapa sering ia beribadah, tetapi dari nilai-nilai kebajikan yang ia jalankan: kejujuran, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan.
Namun jika para dewa itu tidak adil, mengapa kita harus menyembah entitas yang tidak memiliki rasa keadilan? Dan jika dewa-dewa itu tidak ada sama sekali, kehidupan baik yang telah dijalani tetap memiliki arti, karena ia akan hidup dalam kenangan orang-orang yang mencintai kita.
Filsafat yang Bebas dari Ketakutan