Epictetus: Kebohongan Itu Mudah, Tapi Tetap Tidak Bermoral

Epictetus
Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

“We tell lies, yet it is easy to show that lying is immoral.”
Epictetus

Malang, WISATA - Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering berbohong—kadang untuk alasan yang tampaknya sepele, seperti menyenangkan orang lain, menyelamatkan diri dari kesulitan, atau menjaga citra pribadi. Namun, bagi Epictetus, sang filsuf Stoik, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk membenarkan kebohongan. Ia menegaskan bahwa berbohong itu mudah, tetapi tetap merupakan tindakan yang tidak bermoral.

Normal Bukan Berarti Benar

Kebohongan sering dianggap wajar dalam masyarakat. Bahkan, banyak yang memandang kebohongan sebagai bagian dari “strategi sosial” atau “kecerdikan emosional.” Namun, Epictetus mengingatkan bahwa moralitas tidak ditentukan oleh kebiasaan umum, melainkan oleh prinsip kebenaran.

Kita bisa saja dibiasakan untuk menerima kebohongan kecil—dari iklan yang menyesatkan, janji politik yang tak ditepati, hingga basa-basi yang menyembunyikan maksud sebenarnya. Tapi kebiasaan bukanlah pembenaran. Dalam pandangan Epictetus, berbohong merusak integritas pribadi dan menghancurkan kepercayaan, yang merupakan fondasi dari kehidupan bermasyarakat yang sehat.

Daya Rusak dari Kebohongan

Setiap kebohongan, sekecil apa pun, menciptakan retakan dalam karakter seseorang. Ketika kita terbiasa berdusta, maka kita mulai kehilangan kemampuan untuk menghadapi kenyataan dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri. Kita belajar menipu bukan hanya orang lain, tetapi juga diri sendiri.