Jules Evans: "Kebijaksanaan Tidak Hanya Tentang Mengetahui Apa yang Benar, Tetapi Juga Tentang Melakukannya"

Jules Evans
Jules Evans
Sumber :
  • Cuplikan layar

Di era media sosial dan teknologi informasi, akses terhadap ide, prinsip moral, dan teori psikologi sangat mudah. Namun, tantangan terbesar bukanlah mencari tahu mana yang benar, melainkan menjalani yang benar tersebut secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Kutipan Evans menyoroti kesenjangan antara kesadaran dan aksi. Misalnya, seseorang mungkin tahu pentingnya mengelola amarah, tetapi tetap meledak ketika frustrasi. Atau, seseorang memahami nilai dari hidup sederhana, tetapi tetap terjebak dalam budaya konsumtif. Inilah paradoks modernitas—kita tahu, tapi tidak melakukan.

Stoikisme dan Konsistensi Moral

Evans sangat terinspirasi oleh ajaran para Stoik seperti Epiktetos dan Marcus Aurelius, yang menekankan pentingnya tindakan nyata. Dalam Stoikisme, tujuan utama bukanlah menjadi “pintar”, melainkan menjadi “baik”. Itu artinya, integritas moral dan keselarasan antara pikiran dan perbuatan adalah fondasi utama kebijaksanaan.

Dalam konteks ini, kutipan Evans mengajak pembaca untuk tidak hanya menjadi penikmat wacana filsafat, tetapi pelaku nilai-nilai luhur dalam kehidupan nyata—baik dalam menghadapi kesulitan, berinteraksi dengan orang lain, maupun dalam mengambil keputusan penting.

Relevansi di Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi

Pesan Jules Evans ini sangat relevan dalam konteks kepemimpinan, hubungan antarpribadi, pendidikan, bahkan bisnis. Seorang pemimpin yang bijaksana tidak cukup hanya tahu teori kepemimpinan, tetapi harus menjadi teladan etika dan integritas. Demikian pula, dalam hubungan personal, nilai seperti kesetiaan, kesabaran, dan empati harus diwujudkan dalam tindakan, bukan hanya diyakini.