Socrates: Bukan Sekadar Hidup, tapi Hidup yang Baik yang Patut Dijunjung Tinggi

Socrates dan Plato
Socrates dan Plato
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang bergerak cepat, banyak orang berlomba-lomba untuk bertahan hidup, mencapai keberhasilan, dan mengumpulkan sebanyak mungkin harta atau pencapaian. Namun, filsuf besar Yunani kuno, Socrates, mengajukan pertanyaan mendasar yang mengganggu kenyamanan persepsi kita: “Not life, but good life, is to be chiefly valued.”—Bukan hidup itu sendiri yang paling bernilai, melainkan hidup yang baik.

Pernyataan ini menyentil dan menggugah. Ia mengajak kita untuk merefleksikan kembali, apakah kehidupan yang kita jalani selama ini adalah kehidupan yang benar-benar layak untuk dihargai, atau sekadar rutinitas yang terus berlangsung tanpa arah dan makna?

Apa yang Dimaksud dengan “Good Life” Menurut Socrates?

Socrates tidak bicara soal kemewahan, popularitas, atau status sosial ketika menyebut “good life.” Ia merujuk pada kehidupan yang dijalani dengan kebajikan, integritas, keadilan, dan kesadaran diri. Hidup yang baik adalah kehidupan yang bermakna, jujur pada diri sendiri, dan senantiasa berusaha menjadi manusia yang lebih baik.

Dalam banyak dialog filsafatnya, Socrates menekankan pentingnya mengenal diri sendiri (know thyself) sebagai fondasi utama dalam menjalani hidup yang benar. Bagi Socrates, hidup yang baik adalah hidup yang diperiksa, dikaji, dan dijalani dengan nilai-nilai kebaikan.

Antara Bertahan Hidup dan Menjadi Manusia Seutuhnya

Bertahan hidup adalah naluri dasar manusia. Namun, menjadi manusia seutuhnya menuntut lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan biologis. Ia menuntut kita untuk berpikir, merenung, bertanya, dan mengambil pilihan moral yang benar, meskipun tidak selalu mudah atau populer.