Albert Camus: “At the Heart of All Beauty Lies Something Inhuman” — Ketika Keindahan Menyimpan Dingin yang Tak Terjamah

- Cuplikan layar
Mencintai Dunia yang Tak Menyayangimu
Namun, seperti dalam banyak pemikiran Camus, ada juga dorongan untuk berdamai. Meskipun dunia ini indah namun dingin, manusia tetap bisa mencintainya — bukan karena ia ramah, tetapi karena itulah kenyataan yang ada.
Dalam esai terkenalnya The Myth of Sisyphus, Camus menggambarkan Sisyphus sebagai tokoh yang tahu bahwa hidupnya absurd, tetapi ia tetap mendorong batu ke atas bukit. Ia sadar dunia tidak memberinya jawaban, tetapi ia tetap memilih hidup. Begitu juga dalam menghadapi keindahan yang tidak manusiawi, Camus mendorong kita untuk menghargai keheningan, menerima keterasingan, dan menemukan makna dalam tindakan kita sendiri.
Seni dan Estetika yang Jujur
Pernyataan Camus juga memiliki relevansi besar dalam dunia seni dan estetika. Dalam banyak kasus, seni yang paling kuat bukanlah yang berusaha menyenangkan, tetapi yang jujur — yang menggambarkan realitas dengan segala kekerasan dan keheningannya.
Karya-karya seni yang menggugah tidak selalu menyenangkan. Mereka bisa menyakitkan, membuat kita tidak nyaman, tetapi tetap kita sebut “indah”. Karena keindahan tidak selalu tentang kesenangan. Ia tentang kebenaran yang disampaikan dengan jernih, meski terasa pahit.
Inilah keindahan yang mengandung sesuatu yang tidak manusiawi: bukan karena kejam, tetapi karena jujur. Ia tidak memanipulasi, tidak menipu, dan tidak menghibur secara palsu.