Epictetus: Hanya Mereka yang Terpelajar yang Benar-Benar Merdeka

Epictetus
Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

“Only the educated are free.”
Epictetus

Jakarta, WISATA - Kebebasan sering kali diasosiasikan dengan kemerdekaan politik, hak berbicara, atau kebebasan bertindak. Namun, bagi Epictetus, seorang filsuf Stoik dari zaman kuno, makna kebebasan jauh lebih dalam daripada sekadar pembebasan fisik atau sosial. Ia percaya bahwa hanya orang yang terpelajar yang benar-benar merdeka — bukan karena mereka menguasai banyak pengetahuan, melainkan karena mereka memahami bagaimana menjalani hidup dengan bijak.

Pendidikan Sebagai Jalan Menuju Kemerdekaan Batin

Dalam pandangan Epictetus, pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan atau teori. Pendidikan sejati adalah pemahaman atas diri sendiri, kemampuan berpikir secara kritis, dan kebebasan dari belenggu emosi, hawa nafsu, serta opini publik yang menyesatkan. Orang yang tidak memahami dirinya sendiri akan selalu menjadi budak bagi keadaan, pendapat orang lain, dan dorongan sesaat.

Epictetus menekankan bahwa orang bodoh dapat memiliki kekuasaan, tetapi orang bijak memiliki kebebasan. Pendidikan membuat seseorang bisa memilih jalan hidupnya secara sadar, bukan karena paksaan atau ilusi dunia luar.

Terpelajar Bukan Sekadar Sekolah Tinggi

Di dunia modern, kata "terpelajar" sering dikaitkan dengan gelar akademik atau pencapaian formal. Tapi menurut Epictetus, orang terpelajar adalah mereka yang melatih pikirannya untuk bijaksana, yang memahami perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan tidak. Mereka tidak hidup berdasarkan emosi atau tekanan, melainkan berdasarkan prinsip dan akal sehat.

Pendidikan Stoik menekankan penguasaan diri dan disiplin batin. Orang yang mampu mengendalikan pikirannya adalah orang yang bebas, meski secara fisik berada dalam penjara.

Masyarakat dan Ilusi Kebebasan

Kita hidup di zaman di mana informasi sangat mudah diakses, namun kebijaksanaan tetap langka. Banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif, mengejar pengakuan media sosial, dan menjadi korban budaya popularitas. Mereka merasa bebas, tetapi sebenarnya dikendalikan oleh tren, opini publik, dan ketakutan akan penolakan.

Tanpa pendidikan batin yang mendalam, seseorang mudah terseret arus dan kehilangan arah. Epictetus menegaskan bahwa kebebasan sejati hanya datang saat kita tidak lagi diperbudak oleh keinginan-keinginan yang dangkal.

Pendidikan Membentuk Karakter dan Ketahanan

Pendidikan yang dimaksud oleh Epictetus adalah pembentukan karakter. Orang yang terpelajar mampu menahan godaan, menghadapi kesulitan dengan tenang, dan tidak mudah goyah oleh pujian atau hinaan. Ia tahu apa yang benar dan menjalaninya, meski itu sulit.

Dengan pendidikan seperti ini, seseorang bisa menjadi pribadi yang utuh: tidak tergantung pada hal-hal luar untuk merasa berharga. Ia tidak takut kehilangan jabatan, kekayaan, atau status, karena nilai dirinya berasal dari dalam.

Penutup: Mencari Kemerdekaan Lewat Pendidikan Sejati

Kutipan Epictetus mengajak kita untuk melihat pendidikan bukan sekadar alat untuk sukses secara duniawi, tetapi sebagai jalan untuk membebaskan diri dari belenggu batin. Dunia bisa mengambil apa pun dari kita — harta, jabatan, bahkan kebebasan fisik — tetapi tidak bisa mengambil kemerdekaan batin dari mereka yang benar-benar terpelajar.

Sebagaimana nasihat para filsuf besar, investasi terbaik bukanlah emas atau properti, tetapi pengetahuan yang membuat kita bebas.