KEBIJAKSANAAN: Hidup adalah Perjalanan, Inspirasi dari Kitab Masnawi Karya Jalaluddin Rumi

Malang, WISATA- Dalam dunia sastra dan spiritualitas, nama Jalaluddin Rumi adalah simbol kebijaksanaan dan keindahan kata-kata. Lahir pada abad ke-13 di Persia, Rumi dikenal sebagai seorang penyair dan sufi yang karyanya masih mempesona hingga saat ini. Salah satu kutipan paling ikonik dari karyanya yang penuh makna adalah, "Hidup adalah perjalangan, bukan tujuan."

Kitab Masnawi, sebuah karya epik yang menggugah jiwa, menjadi saksi bisu dari kebijaksanaan ini. Dalam pandangan Rumi, hidup adalah sebuah perjalanan yang tak berkesudahan, bukan sekadar pencapaian tujuan tertentu.

Pengertian ini menyoroti bahwa kehidupan bukanlah tentang lomba mencapai akhir tujuan yang ditetapkan. Sebaliknya, ia adalah tentang bagaimana kita menjalani setiap langkah dalam perjalanan ini. Hidup adalah sekolah tanpa batas, di mana kita terus belajar dan tumbuh, menghadapi pengalaman baru, dan bertemu dengan orang-orang baru yang memberikan warna pada perjalanan kita. Ini adalah tentang menemukan diri sendiri dan merenungkan makna sejati hidup.

Melihat hidup sebagai perjalanan membawa perubahan sikap dalam diri kita. Kita menjadi lebih terbuka terhadap pelajaran yang datang dari sekitar kita, dan kita lebih menghargai pertemuan yang mengubah hidup kita di sepanjang jalan.

Ini juga mengingatkan kita bahwa hidup adalah proses yang berkelanjutan, bukan tujuan akhir yang konkrit. Tak ada yang bisa disebut "sempurna," dan tak ada yang pernah mencapai tujuan akhirnya. Namun, bukan berarti kita tidak boleh berusaha menjadi lebih baik. Ini mengajarkan kita untuk menikmati setiap momen dalam perjalanan ini.

Berikut beberapa kutipan inspiratif dari Kitab Masnawi yang menggambarkan konsep "hidup adalah perjalanan":

• "Hidup adalah perjalanan, bukan tujuan."
• "Jalan itu sendiri adalah tujuan."
• "Perjalanan adalah hadiah terbesar."
• "Jangan terlalu khawatir tentang tujuan, nikmatilah perjalanan."
• "Hidup adalah proses, bukan hasil akhir."