Epictetus: Rintangan Boleh Menghambat Tubuh, Tapi Tidak Kehendak

Epictetus
Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Ketika sakit, cedera, atau kondisi fisik lain menghambat aktivitas kita, mudah sekali merasa tak berdaya. Namun, seorang filsuf Stoik dari Yunani, Epictetus, mengajarkan bahwa kendali atas kehendak dan sikap tetap sepenuhnya ada di tangan kita—tidak peduli seberat apa pun keadaan fisik kita.

Dalam salah satu pengingatnya yang kuat, Epictetus berkata:

“Penyakit adalah hambatan bagi tubuh, bukan bagi kehendak—kecuali jika kehendak itu sendiri yang mengizinkannya. Kelumpuhan adalah hambatan bagi kaki, bukan bagi kehendak. Dan katakan ini pada dirimu sendiri untuk segala hal yang terjadi. Karena kamu akan mendapati bahwa itu menjadi hambatan bagi sesuatu, tapi bukan bagi dirimu yang sejati.”

Membedakan Tubuh dan Kehendak

Apa sebenarnya yang dimaksud Epictetus? Ia ingin mengajak kita menyadari bahwa manusia terdiri dari dua bagian: tubuh dan kehendak (atau pikiran). Tubuh kita bisa lemah, bisa sakit, atau terbatas oleh faktor usia dan lingkungan. Namun kehendak—yaitu kemampuan kita untuk memilih bagaimana bersikap—adalah milik kita sepenuhnya.

Contoh sederhana: seseorang yang mengalami kelumpuhan mungkin tidak bisa berjalan, tetapi tetap bisa menunjukkan ketabahan, keceriaan, bahkan memberikan inspirasi bagi banyak orang. Inilah yang dimaksud Epictetus—rintangan fisik tidak harus menjadi rintangan batin.

Filosofi yang Relevan Sepanjang Zaman