Kebebasan Berpikir Lahir dari Pengakuan bahwa Kita Tidak Tahu Segalanya: Pelajaran Abadi dari Socrates

Socrates
Socrates
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Mengapa Mengakui Ketidaktahuan Justru Membebaskan?

Ketika seseorang berkata, “Saya tidak tahu,” itu bukan tanda kelemahan. Justru dari pernyataan itu, seseorang mulai mengeksplorasi, membaca lebih banyak, berdiskusi, dan mendengarkan. Orang seperti ini akan tumbuh secara intelektual dan spiritual.

Sebaliknya, seseorang yang merasa tahu segalanya akan menutup diri dari pengalaman dan gagasan baru. Ia akan terus mempertahankan pendapatnya, walaupun sudah terbukti keliru. Inilah akar dari fanatisme dan stagnasi pemikiran.

Dengan mengakui ketidaktahuan, kita memberi ruang bagi pembaruan, introspeksi, dan transformasi. Di sinilah kebebasan berpikir yang sejati bermula.

Relevansi Ajaran Socrates di Dunia Modern

Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi, kita lebih dari sebelumnya memerlukan kejujuran intelektual. Banyak tantangan yang harus dihadapi secara kolektif, seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan krisis identitas digital. Masalah-masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan yang merasa “paling tahu,” tetapi dengan dialog terbuka yang dilandasi kerendahan hati dan pengakuan bahwa semua orang bisa belajar satu sama lain.

Socrates, dengan segala kesederhanaannya, justru menawarkan solusi paling kuat: akui bahwa kita tidak tahu, dan dari sana, kita mulai mencari tahu bersama.