Sampai Kapan Kamu Menunggu untuk Menuntut yang Terbaik bagi Dirimu? – Seruan Epictetus untuk Bangkit dan Bertindak

Epictetus Filsuf Stoik
Epictetus Filsuf Stoik
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Menuntut yang Terbaik: Bukan Egois, tapi Bertanggung Jawab

Menuntut yang terbaik bagi diri sendiri bukan berarti serakah atau narsistik. Justru, itu bentuk penghormatan terhadap kehidupan. Kita hanya hidup sekali, dan waktu tidak akan kembali. Maka, meremehkan potensi diri sendiri adalah bentuk pengkhianatan terhadap hidup yang sudah diberikan.

Dalam konteks Stoik, menuntut yang terbaik berarti menjalani hidup sejalan dengan kebajikan: jujur, berani, tekun, dan bijaksana. Bukan soal menjadi kaya atau terkenal, tetapi tentang menjadi versi terbaik dari diri sendiri—dengan karakter kuat dan batin yang teguh.

Tantangan Modern: Godaan untuk Menunda

Era digital menawarkan hiburan instan dan ilusi kesuksesan cepat. Kita terdorong untuk membandingkan diri dengan orang lain, lalu merasa tidak cukup baik. Dari sinilah muncul godaan untuk menunda langkah: menunggu waktu yang tepat, kondisi yang sempurna, atau motivasi yang datang entah dari mana.

Namun Stoikisme mengajarkan: waktu yang tepat adalah sekarang. Tindakan hari ini, sekecil apa pun, lebih berarti daripada rencana sempurna yang tak pernah dijalankan. Dalam setiap napas, ada kesempatan untuk mulai berubah.

Epictetus dan Filosofi Hidup Aktif