Peneliti Menemukan Naskah Langka dari Abad ke-13 yang Tersembunyi di Depan Mata Selama Ini

Namun, menerjemahkan fragmen tersebut bukan sekadar tantangan linguistik. Metode konservasi tradisional mungkin melibatkan pelepasan ikatan secara fisik untuk membuka lipatan fragmen, tetapi hal ini berisiko menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Setelah akhirnya memutuskan untuk membiarkannya begitu saja, universitas tersebut kemudian harus menemukan cara untuk 'membuka dan mendigitalkan' fragmen tersebut tanpa menghapusnya. Proses ini memerlukan tim multidisiplin dari berbagai departemen, tetapi melalui serangkaian upaya yang sulit—termasuk pencitraan multispektral, pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dan pencitraan 3D—para ahli mampu memanipulasi replika digital fragmen tersebut untuk 'mensimulasikan seperti apa dokumen tersebut jika dibuka secara fisik.''

Baik penemuan fragmen maupun cara menguraikannya dapat menjadi inspirasi bagi penelitian abad pertengahan di masa mendatang. Penemuan ini mengingatkan para peneliti untuk mencari karya-karya yang hilang ini di tempat-tempat yang mungkin tidak mereka duga, dan menunjukkan cara menyelamatkan cerita-cerita yang terkandung di dalamnya dari kehancuran waktu—tanpa merusak halaman-halaman yang menyimpannya.