Jangan Berusaha Menghindari Ketakutan, tetapi Hadapilah dengan Keberanian dan Akal Sehat

Donald Robertson, Tokoh Stoik Modern
Donald Robertson, Tokoh Stoik Modern
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Setiap orang pasti pernah mengalami ketakutan. Entah itu ketakutan akan kegagalan, ketidakpastian masa depan, atau bahkan ketakutan terhadap hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana kita merespons ketakutan tersebutlah yang menentukan apakah ketakutan menjadi musuh atau justru guru yang mengajarkan kita cara berkembang.

Donald Robertson, seorang psikoterapis dan pakar Stoikisme, menekankan bahwa ketakutan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi justru dihadapi dengan keberanian dan akal sehat. Dalam bukunya How to Think Like a Roman Emperor, Robertson menggali kebijaksanaan Marcus Aurelius dan filsuf Stoik lainnya untuk menunjukkan bagaimana kita dapat mengelola ketakutan dengan lebih efektif.

Mengapa Menghindari Ketakutan Justru Bisa Merugikan?

Ketika kita mencoba menghindari ketakutan, kita sebenarnya hanya menunda masalah, bukan menyelesaikannya. Menghindari ketakutan bisa membuat kita:

  • Terlalu nyaman di zona aman. Kita tidak berani mencoba hal-hal baru karena takut gagal.
  • Membiarkan kecemasan mengendalikan hidup. Ketika kita tidak menghadapi ketakutan, pikiran negatif akan semakin mendominasi.
  • Melewatkan peluang besar. Takut berbicara di depan umum? Takut mengambil risiko? Semua ketakutan ini bisa menghambat kesuksesan kita.

Stoikisme mengajarkan bahwa ketakutan sering kali berasal dari pemikiran irasional, bukan dari realitas itu sendiri. Dengan menghadapi ketakutan, kita bisa membuktikan kepada diri sendiri bahwa kita lebih kuat dari yang kita kira.

Cara Menghadapi Ketakutan dengan Stoikisme

Robertson mengajarkan beberapa cara untuk menghadapi ketakutan dengan prinsip Stoikisme:

1. Pahami Bahwa Ketakutan Itu Hanya Pikiran, Bukan Fakta

Ketakutan sering kali muncul dari skenario terburuk yang kita bayangkan di kepala. Namun, kenyataannya, kebanyakan dari ketakutan tersebut tidak pernah benar-benar terjadi. Marcus Aurelius pernah berkata, “Jika sesuatu menakutkanmu, lihatlah dengan tenang dan tanyakan pada dirimu sendiri: apakah ini benar-benar seburuk yang aku pikirkan?”

2. Hadapi dengan Rasionalitas, Bukan Emosi

Ketika kita merasa takut, cobalah untuk memisahkan fakta dari emosi. Misalnya, jika Anda takut berbicara di depan umum, tanyakan kepada diri sendiri: Apa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi? Apakah saya akan benar-benar gagal atau ini hanya perasaan saya saja?

3. Gunakan Teknik Visualisasi Negatif

Dalam Stoikisme, ada konsep premeditatio malorum atau “membayangkan skenario terburuk.” Bukan untuk membuat kita semakin takut, tetapi untuk mempersiapkan mental kita jika hal tersebut benar-benar terjadi. Dengan membayangkan kemungkinan buruk dan mencari solusi sebelumnya, kita akan merasa lebih siap dan tidak mudah panik.

4. Ambil Tindakan Kecil, tetapi Konsisten

Ketakutan sering kali terasa besar karena kita tidak pernah mencoba menghadapinya. Robertson menyarankan untuk mulai dengan langkah kecil. Jika Anda takut berbicara di depan umum, mulailah dengan berbicara di kelompok kecil. Jika Anda takut gagal, cobalah sesuatu yang baru dalam skala kecil sebelum mengambil risiko yang lebih besar.

5. Sadari Bahwa Ketakutan Itu Sementara

Semua emosi, termasuk ketakutan, bersifat sementara. Semakin sering kita menghadapi ketakutan, semakin kecil pengaruhnya terhadap kita. Seperti kata Epictetus, “Apa yang mengganggumu bukanlah peristiwa itu sendiri, tetapi cara kamu memikirkannya.”

Kesimpulan

Ketakutan adalah bagian alami dari kehidupan manusia, tetapi kita tidak boleh membiarkannya mengendalikan kita. Dengan menghadapi ketakutan secara rasional, kita dapat membangun keberanian, meningkatkan kepercayaan diri, dan membuka peluang baru dalam hidup.

Seperti yang diajarkan Donald Robertson, ketakutan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi harus dihadapi dengan kepala dingin dan pemikiran yang jernih. Dengan memahami bahwa ketakutan sering kali didasarkan pada pemikiran irasional, kita bisa belajar mengatasinya dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keberanian.