Sejarah dan 10 Kutipan Terbaik Epictetus yang Menginspirasi Stoik Modern
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Stoicisme, aliran filsafat yang menekankan pengendalian diri dan ketenangan batin, terus relevan hingga era modern. Salah satu tokoh Stoik yang paling berpengaruh adalah Epictetus, seorang filsuf asal Yunani yang lahir sebagai budak, namun karyanya menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Ajaran-ajarannya menjadi pedoman bagi mereka yang ingin menjalani hidup dengan bijaksana dan damai.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri sejarah Epictetus, perjalanan hidupnya yang luar biasa, dan 10 kutipan terbaiknya yang tetap relevan di dunia modern.
Sejarah Singkat Epictetus
Epictetus lahir sekitar tahun 50 M di Hierapolis, Asia Kecil (sekarang Turki). Sejak kecil, ia hidup sebagai budak di Roma, tetapi majikannya, Epaphroditus, memberinya kebebasan untuk belajar filsafat. Di bawah bimbingan filsuf Musonius Rufus, Epictetus mengembangkan pemahaman mendalam tentang Stoicisme.
Setelah dibebaskan, Epictetus mendirikan sekolah filsafat di Nicopolis, Yunani, di mana ia mengajarkan ajaran Stoik kepada murid-muridnya. Meski Epictetus tidak pernah menulis karyanya sendiri, ajarannya dicatat oleh muridnya, Arrian, dalam buku Discourses dan Enchiridion (Panduan Hidup).
Filsafat Epictetus menekankan pentingnya membedakan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Ia percaya bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan untuk menerima kenyataan dengan bijaksana dan hidup sesuai dengan kebajikan.
10 Kutipan Terbaik Epictetus yang Menginspirasi Kaum Stoik Modern
1. “Bukan peristiwa yang mengganggu kita, tetapi cara kita memandangnya.”
Kutipan ini menekankan bahwa reaksi emosional kita terhadap suatu situasi lebih penting daripada situasi itu sendiri. Perspektif inilah yang menjadi dasar terapi kognitif modern, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
2. “Kebebasan sejati adalah kekuatan untuk mengendalikan diri sendiri.”
Epictetus mengajarkan bahwa kebebasan sejati bukanlah kebebasan dari tanggung jawab, melainkan kemampuan untuk menguasai diri dan emosi kita.
3. “Jika Anda ingin meningkatkan hidup Anda, mulailah dengan meningkatkan pikiran Anda.”
Kutipan ini menegaskan pentingnya pola pikir yang positif dan rasional sebagai fondasi untuk menjalani hidup yang lebih baik.
4. “Kita memiliki dua telinga dan satu mulut, sehingga kita dapat mendengar lebih banyak dan berbicara lebih sedikit.”
Epictetus mengingatkan kita untuk menjadi pendengar yang baik, karena mendengarkan adalah kunci untuk memahami orang lain dan memperbaiki hubungan.
5. “Jangan berharap bahwa hal-hal akan terjadi seperti yang Anda inginkan. Terimalah apa yang terjadi, dan Anda akan hidup dengan damai.”
Kebijaksanaan ini mengajarkan pentingnya menerima kenyataan tanpa perlawanan, sehingga kita dapat menjalani hidup dengan lebih damai.
6. “Orang yang bijaksana adalah dia yang tidak terganggu oleh hal-hal yang berada di luar kendalinya.”
Epictetus mengajarkan kita untuk melepaskan kekhawatiran terhadap hal-hal yang tidak dapat kita ubah dan fokus pada apa yang benar-benar berada di bawah kendali kita.
7. “Kebahagiaan Anda bergantung pada kualitas pikiran Anda.”
Ajaran ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri kita, bukan dari hal-hal eksternal.
8. “Jika Anda ingin dihormati, belajarlah menghormati diri sendiri terlebih dahulu.”
Epictetus menekankan bahwa penghormatan dari orang lain dimulai dari penghormatan terhadap diri sendiri.
9. “Hidup adalah perjalanan, bukan tujuan.”
Epictetus mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah tentang proses dan pembelajaran, bukan hanya pencapaian akhir.
10. “Latihlah pikiran Anda untuk melihat hal baik dalam segala hal.”
Kutipan ini mengajarkan pentingnya optimisme dan mencari hikmah di balik setiap kejadian.
Relevansi Ajaran Epictetus di Era Modern
Ajaran Epictetus tidak hanya relevan bagi para filsuf, tetapi juga bagi masyarakat modern yang menghadapi tekanan kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, ajarannya tentang pengendalian diri, penerimaan, dan kebijaksanaan menjadi panduan berharga.
Banyak tokoh modern, seperti Bill Gates dan Tim Ferriss, mengaku terinspirasi oleh Stoicisme, termasuk ajaran Epictetus. Buku-buku seperti The Daily Stoic karya Ryan Holiday juga banyak mengadaptasi pemikiran Epictetus untuk pembaca masa kini.
Selain itu, pendekatan terapi modern seperti CBT banyak mengambil inspirasi dari ajaran Stoik, khususnya prinsip membedakan antara pikiran dan reaksi emosional.
Epictetus adalah contoh nyata bagaimana kebijaksanaan dapat muncul dari kesederhanaan dan ketabahan. Meskipun ia lahir sebagai budak, ajarannya terus memberikan inspirasi bagi banyak orang hingga hari ini.
Melalui kutipan-kutipannya yang mendalam, Epictetus mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan ketenangan, pengendalian diri, dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Ajaran Epictetus membuktikan bahwa Stoicisme bukan hanya filosofi kuno, tetapi juga panduan hidup yang abadi. Dalam dunia modern yang penuh tekanan, kebijaksanaan Epictetus adalah lentera yang menerangi jalan menuju ketenangan dan kebahagiaan.