Protagoras dan Kaum Sofis: Pionir Relativisme yang Mengubah Sejarah Filsafat
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Protagoras adalah salah satu tokoh paling menonjol di antara kaum sofis Yunani kuno. Sebagai pionir relativisme, ia mengajukan gagasan revolusioner bahwa "Manusia adalah ukuran segala sesuatu." Pandangan ini tidak hanya mengguncang fondasi filsafat tradisional, tetapi juga menciptakan diskusi panjang tentang relativisme kebenaran yang relevan hingga saat ini.
Pandangan Revolusioner Protagoras
Protagoras menyatakan bahwa kebenaran bersifat subjektif dan tergantung pada persepsi individu. Dalam konteks Yunani kuno, ini adalah gagasan yang sangat radikal karena menantang doktrin tradisional yang mengacu pada kebenaran absolut.
Sebagai contoh, jika dua orang melihat warna yang sama, tetapi mendeskripsikannya secara berbeda, menurut Protagoras, keduanya tetap benar dalam perspektif masing-masing. Prinsip ini menjadi dasar pemikiran relativisme yang memengaruhi berbagai bidang, mulai dari filsafat hingga politik.
Kontroversi yang Dihadapi Kaum Sofis
Meskipun ide-ide mereka menarik, kaum sofis sering kali dikritik oleh filsuf lain seperti Socrates dan Plato. Mereka menuduh kaum sofis mengabaikan nilai moral dan hanya fokus pada retorika untuk memenangkan argumen. Bagi Socrates, pencarian kebenaran sejati adalah hal yang mutlak, berbeda dengan kaum sofis yang dianggap pragmatis.
Menurut catatan Plato dalam Dialog Gorgias, kaum sofis juga dianggap lebih mementingkan bayaran daripada kebenaran. Hal ini semakin memperkuat citra negatif mereka di mata masyarakat Yunani.
Relevansi Protagoras di Era Modern
Konsep relativisme Protagoras tetap relevan di era modern, terutama dalam diskusi tentang kebenaran dan opini. Dalam dunia yang dipenuhi dengan beragam perspektif, pandangan Protagoras mengajarkan kita untuk menghargai sudut pandang yang berbeda, meskipun tidak selalu sepakat.
Penelitian dalam bidang psikologi sosial menunjukkan bahwa memahami perspektif orang lain dapat meningkatkan empati dan mengurangi konflik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya warisan Protagoras dalam membangun masyarakat yang inklusif.