Niccolò Machiavelli: "Manusia Lebih Cepat Melupakan Kematian Ayahnya Dibandingkan Kehilangan Warisan"
- Image Creator/Handoko
Hal yang sama juga terlihat dalam hubungan antarindividu. Konflik keluarga, misalnya, sering kali dipicu oleh perebutan harta warisan. Data dari Statista (2023) menunjukkan bahwa sekitar 60% sengketa keluarga di negara-negara berkembang berakar pada masalah distribusi warisan.
Selain itu, dalam dunia kerja, penghargaan finansial sering kali lebih dihargai dibandingkan pengakuan atau pujian verbal. Banyak pekerja yang memilih pindah ke perusahaan lain demi gaji yang lebih tinggi, meskipun mereka memiliki hubungan baik dengan rekan kerja dan manajemen di tempat lama.
Dampak Kehilangan Materiil dalam Kehidupan Modern
Kehilangan harta benda atau warisan sering kali membawa dampak langsung yang signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. Kehilangan ini dapat mengakibatkan masalah finansial, penurunan status sosial, dan bahkan konflik internal dalam keluarga. Oleh karena itu, manusia cenderung bereaksi lebih kuat terhadap kerugian materi dibandingkan kehilangan emosional.
Namun, hal ini bukan berarti hubungan emosional tidak penting. Sebaliknya, hubungan yang sehat dan harmonis tetap menjadi fondasi utama dalam membangun kehidupan yang bahagia. Sayangnya, seperti yang diungkapkan Machiavelli, manusia sering kali lebih menghargai hal-hal yang memberikan manfaat langsung dan nyata.
Mengambil Perspektif Positif dari Pemikiran Machiavelli
Meskipun kutipan ini terdengar pesimistis, ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Pertama, pentingnya kesadaran akan sifat manusia yang cenderung materialistis dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih bijaksana. Misalnya, dalam merencanakan masa depan, kita perlu memastikan bahwa kebutuhan finansial kita tercukupi sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain.