Membedah Perbedaan Konsepsi Kebahagiaan: Pandangan Aristoteles vs. Al-Ghazali

Aristoteles dan Al-Ghazali (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Al-Ghazali percaya bahwa manusia diciptakan dengan tujuan untuk mendekat kepada Tuhan. Oleh karena itu, kebahagiaan tidak ditemukan dalam hal-hal duniawi, tetapi dalam pemenuhan tujuan spiritual tersebut. Ia menekankan pentingnya pengendalian hawa nafsu, kesabaran, dan rasa syukur sebagai kunci untuk mencapai kebahagiaan.

Pandangan Al-Ghazali ini relevan dalam konteks modern, terutama di masyarakat yang menghadapi tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Data dari Global Happiness and Well-being Policy Report 2023 menunjukkan bahwa praktik spiritual, seperti meditasi dan doa, memiliki efek positif pada kesehatan mental dan kebahagiaan individu.

Perbedaan Konseptual

Perbedaan utama antara Aristoteles dan Al-Ghazali terletak pada pendekatan mereka terhadap sumber kebahagiaan. Aristoteles memandang kebahagiaan sebagai hasil dari tindakan manusia yang konsisten dengan kebajikan dan logika, sedangkan Al-Ghazali melihatnya sebagai hasil dari hubungan dengan Tuhan dan pemurnian jiwa.

1. Sumber Kebahagiaan

  • Aristoteles: Kebahagiaan berasal dari usaha manusia untuk mencapai kebajikan dan kehidupan rasional.
  • Al-Ghazali: Kebahagiaan berasal dari hubungan spiritual dengan Tuhan dan pemenuhan tujuan ilahi.

2. Pendekatan