Dostoevsky: Merenungkan Eksistensi Manusia dan Kekuatan Psikologi dalam Sastra

Fyodor Dostoevsky (1821–1881)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Dostoevsky juga memusatkan perhatian pada psikologi manusia. Dalam "The Idiot", Pangeran Myshkin, meskipun digambarkan sebagai orang yang penuh dengan kebaikan hati, sering kali menjadi korban dari ketidakpahaman dan kebusukan orang-orang di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bagaimana kesederhanaan dan kebaikan hati bisa terjebak dalam dunia yang dipenuhi oleh tipu daya dan kekerasan.

3. Pandangan Agama Dostoevsky

Pandangan agama Dostoevsky sangat dipengaruhi oleh keyakinannya terhadap agama Kristen Ortodoks. Dalam banyak karya-karyanya, ia mengeksplorasi tema-tema terkait dosa, keselamatan, dan pertobatan. Tokoh-tokoh dalam novel-novelnya sering kali dihadapkan pada ujian moral dan spiritual yang berat, yang mengarah pada pencarian untuk pengampunan dan makna hidup.

Dalam "Adik-Adik Karamazov", ia mengajukan pertanyaan tentang eksistensi Tuhan dan mengkaji hubungan antara iman dan moralitas. Dalam cerita ini, terdapat dialog panjang tentang keyakinan dan keraguan, terutama melalui karakter Ivan, yang meragukan keberadaan Tuhan di tengah penderitaan manusia. Hal ini mencerminkan ketegangan antara iman dan keraguan yang sering kali menjadi tema utama dalam banyak karya Dostoevsky.

4. Penderitaan Psikologis: Ciri Khas dalam Karya Dostoevsky

Salah satu ciri khas Dostoevsky adalah pendekatan psikologis yang mendalam terhadap karakter-karakternya. Ia memusatkan perhatian pada krisis eksistensial dan penderitaan batin yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Penderitaan ini tidak hanya terkait dengan masalah sosial atau fisik, tetapi juga dengan konflik batin yang muncul dari pertentangan antara keinginan pribadi dan tuntutan moral atau agama.

Sebagai contoh, dalam "Kejahatan dan Hukuman", Raskolnikov merasa terisolasi dan terperangkap dalam kehidupan yang tidak memberi harapan. Ia merasakan pergulatan batin yang mendalam ketika harus memilih antara mempertahankan tindakan kejahatannya atau menerima pertobatan. Penderitaan psikologis ini mencerminkan kekuatan dari konflik batin yang dialami banyak orang ketika berhadapan dengan dilema moral yang besar.