Socrates: Sang Filsuf Legendaris yang Mengubah Sejarah Pemikiran Dunia

Socrates
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Pengaruh dalam Kehidupan Publik Athena

Socrates adalah sosok yang tidak asing di jalan-jalan Athena. Ia sering terlihat berdiskusi dengan warga dari berbagai latar belakang, termasuk pemuda, politikus, dan pedagang. Dengan gaya bicara yang tajam dan penuh retorika, ia menantang orang untuk berpikir ulang tentang pandangan mereka terhadap kehidupan, kebenaran, dan keadilan.

Salah satu konsep utamanya adalah keyakinan bahwa "keutamaan adalah pengetahuan" (virtue is knowledge). Baginya, seseorang yang benar-benar memahami apa itu kebaikan tidak akan bertindak buruk. Prinsip ini menjadi dasar pemikiran moral dalam filsafat Barat hingga saat ini.

Namun, pendekatan Socrates yang sering mengkritik kepercayaan dan praktik tradisional membuatnya tidak disukai oleh banyak pihak, terutama elit politik Athena. Kritiknya terhadap demokrasi Athena dan keengganannya untuk mengakui dewa-dewa tradisional dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas masyarakat.

Pengadilan dan Eksekusi Tragis

Pada tahun 399 SM, Socrates diadili atas tuduhan merusak moral generasi muda dan tidak menghormati dewa-dewa kota. Dalam pembelaannya, yang diabadikan oleh muridnya, Plato, dalam karya "Apologi," Socrates dengan tegas menolak untuk meminta maaf atau mencabut ajarannya. Ia berpendapat bahwa ia hanya menjalankan tugas ilahi untuk menggugah kesadaran moral masyarakat Athena.

Pengadilan akhirnya memutuskan bahwa Socrates bersalah, dan ia dijatuhi hukuman mati dengan cara meminum racun. Dalam momen terakhirnya, Socrates tetap mempertahankan ketenangan dan keyakinannya. Ia bahkan berkata bahwa kematian adalah awal dari perjalanan menuju kebijaksanaan yang lebih besar.