Ingin Menjadi Petani Milenial? Yuk, Begini Cara Daftarnya!
- IG/swasembadaa.co
Jakarta, WISATA – Program Petani Milenial, diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 4 Tahun 2019. Permentan tersebut menjamin Indonesia untuk memulai era baru pertanian dengan semakin banyaknya partisipasi generasi muda dalam sektor ini. Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 6,18 juta petani milenial di Indonesia, atau 21,93 persen dari total petani yang mencapai 28,19 juta orang.
Petani milenial didefinisikan sebagai petani berusia 19—39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital dan inovasi pertanian. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak, mencapai 971.102 orang, diikuti Jawa Tengah sebanyak 625.807 orang dan Jawa Barat sekitar 543.044 orang.
Di sisi lain, DKI Jakarta mencatat angka terendah dengan hanya 2.568 orang. Penyebaran ini menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan tradisi agraris kuat cenderung memiliki konsentrasi petani muda lebih tinggi.
Pemerintah memberikan modal kepada generasi muda untuk membuka peluang besar dalam sektor pertanian. Bagi generasi muda, ini membantu memulai usaha, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan teknologi, dan memberikan penghasilan yang menarik.
Jika Anda ingin bergabung untuk program petani milenial ini, pendaftaran masih terbuka. Silakan kunjungi website resmi Kementerian Pertanian dengan melengkapi data pribadi dan menunggu proses seleksi.
Berikut ini cara daftar menjadi Petani Milenial 2024:
- https://latihanonline.pertanian.go.id/registrasi/
- pilih 'Pelatihan Petani Milenial'
- isi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan kode captcha, lalu klik 'Menuju form pendaftaran'
- isi form registrasi petani dengan data diri Anda, mulai dari nama lengkap, tempat tanggal lahir, lokasi, dan sebagainya
- lengkapi foto diri berukuran 4x6 dengan resolusi maksimal 700 KB
- jika seluruh data sudah lengkap, selesaikan pendaftaran dengan memilih “Daftar”.
Berhasil atau tidaknya program ini tentu saja juga bergantung pada kolaborasi dan kerja keras masyarakat, pemerintah serta Petani Milenial sendiri. Tantangan generasi muda petani antara lain masih kurangnya pengetahuan tentang pertanian modern, keterbatasan modal untuk investasi, dan stigma bahwa pertanian kurang menguntungkan. Edukasi, akses finansial, dan perubahan persepsi diperlukan untuk mengatasi hambatan ini. Hal ini dapat membuka jalan bagi generasi muda untuk berkontribusi secara kreatif dan produktif di sektor pertanian.
Sumber: Indonesia.go.id