Massimo Pigliucci dan Stoikisme Ilmiah: Menghidupkan Filosofi Kuno di Era Rasional Modern
- Tangkapan Layar
Jakarta, WISATA - Di tengah kebangkitan Stoikisme sebagai filosofi praktis untuk kehidupan modern, salah satu nama yang menonjol adalah Massimo Pigliucci, seorang filsuf, ilmuwan, dan penulis. Dengan pendekatan berbasis sains, Pigliucci menghidupkan kembali Stoikisme sebagai filosofi yang relevan untuk menjawab tantangan dunia kontemporer, sekaligus menghubungkannya dengan prinsip-prinsip rasionalisme dan pemikiran ilmiah.
Melalui buku-bukunya seperti How to Be a Stoic dan tulisan-tulisannya yang mendalam, Pigliucci mengajak pembaca untuk memadukan kebijaksanaan kuno dengan cara berpikir modern, menawarkan panduan hidup yang berakar pada nalar, pengendalian diri, dan ketenangan batin.
Stoikisme Ilmiah: Apa yang Dimaksud?
Pigliucci memperkenalkan konsep Stoikisme Ilmiah, yaitu upaya untuk memahami dan mempraktikkan ajaran Stoikisme dengan pendekatan berbasis bukti dan rasionalitas. Filosofi ini berakar pada ajaran tokoh-tokoh Stoik kuno seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, yang diadaptasi untuk menjawab kebutuhan zaman modern.
Stoikisme Ilmiah menekankan:
- Penggunaan Akal Budi: Menghadapi situasi dengan pendekatan logis dan berdasarkan fakta.
- Kebajikan sebagai Inti Kehidupan: Fokus pada nilai-nilai seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan moderasi.
- Dikotomi Kendali: Membedakan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak, dan menerima hal-hal di luar kendali kita dengan lapang dada.
Perjalanan Massimo Pigliucci: Dari Ilmuwan ke Filsuf