Menguasai Diri di Era Modern: Kebijaksanaan Stoikisme dalam Mengendalikan Emosi

Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kemampuan mengendalikan emosi menjadi semakin penting. Dari frustrasi kecil saat macet di jalan hingga ledakan emosi akibat tekanan pekerjaan, banyak dari kita merasa kewalahan menghadapi berbagai tantangan yang terus datang. Menariknya, filosofi kuno Stoikisme, yang berkembang di era Romawi Kuno, menawarkan ajaran yang relevan untuk menjaga ketenangan dan kendali diri. Para tokoh Stoik seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus memberikan kebijaksanaan yang mampu membimbing kita dalam mengelola emosi di dunia yang penuh tekanan ini.

Mengapa Kendali Diri Itu Penting?

Dalam Stoikisme, kendali diri dianggap sebagai kebajikan yang sangat penting. Para filsuf Stoik percaya bahwa kita tidak dapat mengontrol dunia luar, tetapi kita selalu dapat mengendalikan bagaimana kita meresponsnya. Marcus Aurelius pernah menulis, “Anda memiliki kekuasaan atas pikiran Anda, bukan kejadian di luar. Sadarilah ini, dan Anda akan menemukan kekuatan.” Kutipan ini menjadi fondasi untuk memahami bahwa kendali diri adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan bermakna.

Seneca: Mengelola Kemarahan dengan Bijak

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kendali diri adalah mengelola kemarahan. Seneca, dalam karyanya On Anger, berbicara panjang lebar tentang bahaya kemarahan yang tidak terkendali. Ia berpendapat bahwa kemarahan adalah emosi destruktif yang dapat merusak hubungan dan keputusan kita. “Kemarahan, jika tidak dikendalikan, adalah kegilaan sementara,” tulis Seneca. Di dunia modern, di mana tekanan sering membuat kita mudah tersulut, ajaran ini mengingatkan kita untuk tidak bereaksi secara impulsif, tetapi untuk bernafas sejenak, merenung, dan merespons dengan tenang.

Seneca menyarankan agar kita memperlambat respons kita terhadap hal-hal yang memicu kemarahan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti menghindari membalas email dengan nada marah atau menahan diri untuk tidak membentak saat menghadapi kemacetan. Prinsip ini mengajarkan bahwa kita selalu memiliki pilihan dalam bagaimana bereaksi, dan memilih untuk tetap tenang adalah bentuk kendali diri yang paling berharga.

Epictetus: Anda Bertanggung Jawab atas Reaksi Anda