Banyak Perusahaan Enggan Merekrut Generasi Z: Gaya Hidup YOLO, FOMO, FOPO Jadi Penyebabnya?
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah arus perubahan yang semakin cepat dalam dunia kerja, tren baru mulai muncul di berbagai perusahaan. Banyak organisasi mengaku enggan merekrut karyawan dari generasi terbaru, yaitu Generasi Z. Generasi yang tumbuh di era digital ini sering kali dihubungkan dengan gaya hidup yang serba instan, termasuk tren YOLO (You Only Live Once), FOMO (Fear of Missing Out), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinions). Apakah fenomena ini menjadi penyebab perusahaan-perusahaan ragu untuk menggaet tenaga kerja dari generasi ini? Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi keputusan perusahaan terhadap Generasi Z, serta kaitannya dengan tren gaya hidup digital yang mereka anut.
Mengenal Generasi Z
Generasi Z adalah kelompok individu yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010-an. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh di era internet, media sosial, dan teknologi digital. Seiring berkembangnya teknologi, perilaku dan ekspektasi Generasi Z pun berubah dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka dikenal sebagai kelompok yang cenderung dinamis, kreatif, dan sangat berorientasi pada teknologi.
Namun, di balik kelebihan tersebut, muncul kekhawatiran dari para pengusaha tentang bagaimana perilaku digital dan gaya hidup Generasi Z dapat memengaruhi kinerja mereka di dunia kerja.
Apakah YOLO, FOMO, dan FOPO Berperan?
Fenomena gaya hidup digital yang melekat pada Generasi Z, seperti YOLO, FOMO, dan FOPO, sering kali dianggap sebagai akar masalah dalam hubungan mereka dengan dunia kerja. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana setiap fenomena ini memengaruhi persepsi perusahaan:
- YOLO (You Only Live Once)