Baghdad dan Al-Andalus: Dua Mercusuar Kejayaan Ilmu Pengetahuan yang Mengubah Dunia

Baghdad Mercusuar Kejayaan Ilmu Pengetahuan yang Mengubah Dunia
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Kejayaan peradaban Islam selama Zaman Keemasan (abad ke-8 hingga ke-14) membawa dampak yang begitu besar bagi dunia ilmu pengetahuan. Di tengah-tengah peradaban yang berkembang pesat, dua kota besar yakni Baghdad dan Al-Andalus (kini Spanyol) muncul sebagai pusat intelektual yang menjadi mercusuar bagi dunia. Baghdad dengan Bayt al-Hikmah dan Al-Andalus dengan universitas-universitas dan perpustakaannya melahirkan para ilmuwan, filsuf, dan cendekiawan yang berkontribusi pada berbagai bidang ilmu, termasuk matematika, astronomi, kedokteran, hingga filsafat.

Mengapa kedua kota ini begitu penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam? Bagaimana kontribusi Baghdad dan Al-Andalus pada kemajuan intelektual dunia?

Baghdad: Pusat Kekuatan Intelektual Dunia

Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah, didirikan pada abad ke-8 oleh Khalifah Al-Mansur. Namun, puncak kejayaan intelektual Baghdad terjadi di bawah pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun yang mendirikan Bayt al-Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan. Tempat ini menjadi pusat penelitian, penerjemahan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan dari berbagai latar belakang agama dan budaya berkumpul di sini untuk membahas dan menerjemahkan karya-karya Yunani, Persia, dan India ke dalam bahasa Arab.

Menurut sebuah laporan UNESCO pada tahun 2021, Bayt al-Hikmah memiliki salah satu perpustakaan terbesar pada masanya, dengan koleksi lebih dari 400.000 naskah. Dalam lembaga ini, para cendekiawan seperti Al-Kindi, Al-Khwarizmi, dan Al-Farabi memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan dan menghasilkan inovasi di bidang matematika, kedokteran, dan astronomi.

Baghdad pada masa itu menjadi jantung dari jaringan intelektual global yang menghubungkan dunia Islam dengan Eropa, Afrika, dan Asia. Proses penerjemahan buku-buku Yunani ke bahasa Arab memungkinkan filsafat dan sains klasik dapat dipelajari oleh para cendekiawan Muslim, yang kemudian mengembangkannya lebih lanjut.

Al-Andalus: Gerbang Pengetahuan Menuju Barat