Hidup Tanpa Refleksi: Bagaimana Socrates Menjadi Inspirasi Filsafat Makna Hidup Modern

Socrates di tengah Warga Athena (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Di zaman modern ini, di mana rutinitas dan kecepatan hidup sering kali membuat kita terjebak dalam autopilot, filsuf Socrates memberikan kita pelajaran yang tak ternilai: "Hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dijalani." Meskipun Socrates hidup ribuan tahun yang lalu, ajarannya tetap menjadi inspirasi bagi filsafat makna hidup modern. Tetapi, apakah kita benar-benar memahami makna dari hidup yang direfleksikan?

Mengapa Refleksi Penting Menurut Socrates?

Bagi Socrates, refleksi diri adalah elemen mendasar untuk mencapai kebijaksanaan dan kebahagiaan sejati. Ia percaya bahwa hidup yang bermakna adalah hidup yang dipikirkan secara mendalam, di mana setiap keputusan, tindakan, dan nilai-nilai kita diperiksa dan dipertanyakan. Tanpa proses refleksi ini, kita hanya akan mengikuti arus kehidupan tanpa benar-benar memahami tujuan dan makna di balik setiap pilihan yang kita buat.

Dalam konteks modern, refleksi diri sangat penting, terutama di tengah-tengah dunia yang penuh dengan distraksi. Media sosial, berita 24 jam, dan kemajuan teknologi membuat kita sering kali lupa untuk berhenti sejenak dan merenung. Kita terlalu sibuk mengikuti tren, mengejar kesuksesan material, dan mencari validasi eksternal, hingga kita kehilangan kesempatan untuk benar-benar mengenali diri sendiri.

Refleksi Diri dan Filsafat Eksistensialis

Salah satu aliran filsafat modern yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Socrates adalah eksistensialisme. Eksistensialisme, yang berkembang di abad ke-20 melalui pemikiran tokoh-tokoh seperti Jean-Paul Sartre dan Albert Camus, menekankan pentingnya individu untuk menentukan makna hidupnya sendiri. Dalam pandangan eksistensialis, kehidupan tidak memiliki makna intrinsik, melainkan makna tersebut harus ditemukan atau diciptakan oleh individu itu sendiri.

Ajaran Socrates tentang refleksi diri sangat relevan dengan pemikiran eksistensialis ini. Dalam eksistensialisme, manusia harus terus merenungkan keberadaannya, bertanya tentang apa yang membuat hidup ini bermakna, dan membuat pilihan-pilihan yang konsisten dengan nilai-nilai pribadinya. Tanpa refleksi diri, eksistensialisme tidak akan bisa berjalan karena makna hidup hanya bisa ditemukan melalui proses refleksi dan kesadaran.