Kenapa Mencari Kebahagiaan Malah Membuat Kita Tidak Bahagia?
- Handoko/Istimewa
3. Fokus pada Pencapaian Eksternal
Ketika kita terlalu fokus pada pencapaian eksternal—seperti kekayaan, status sosial, atau pengakuan—kita sering kali mengabaikan kebahagiaan internal. Meskipun pencapaian eksternal dapat memberikan kebahagiaan sementara, mereka sering kali tidak memberikan kepuasan jangka panjang.
Sebuah studi oleh University of California mengungkapkan bahwa pencapaian eksternal, seperti mendapatkan promosi pekerjaan atau membeli barang mahal, sering kali memberikan kebahagiaan yang bersifat sementara. Setelah efek awal menghilang, kita mungkin merasa kosong dan mulai mencari pencapaian baru untuk mendapatkan kembali rasa bahagia.
4. Perbandingan Sosial yang Berlebihan
Di era media sosial saat ini, kita sering kali terjebak dalam perbandingan sosial yang berlebihan. Melihat kesuksesan dan kebahagiaan orang lain di media sosial dapat membuat kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita sendiri. Kita cenderung membandingkan diri dengan orang lain yang tampaknya lebih bahagia atau lebih sukses, tanpa menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali merupakan versi yang sangat disaring dari kehidupan seseorang.
Menurut Social Psychological and Personality Science, perbandingan sosial yang terus-menerus dapat mengurangi rasa puas dan bahagia, karena kita sering kali merasa bahwa kita tidak memenuhi standar yang kita lihat di dunia maya.
5. Kecemasan Mengenai Masa Depan