Cara Menjadi Manusia Berkebajikan: Panduan Praktis dari Aristoteles untuk Hidup Lebih Baik
- Handoko/Istimewa
Malang, WISATA - Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, banyak dari kita mencari cara untuk menjalani hidup yang bermakna dan seimbang. Aristoteles, filsuf Yunani kuno yang terkenal dengan ajarannya tentang kebajikan, memberikan panduan yang relevan dan praktis bagi siapa saja yang ingin menjadi manusia berkebajikan. Melalui karyanya yang berjudul Nicomachean Ethics, Aristoteles menyajikan konsep tentang bagaimana seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan hidup melalui pengembangan kebajikan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas panduan praktis dari Aristoteles untuk menjadi manusia berkebajikan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar hidup kita lebih baik, lebih seimbang, dan lebih bahagia.
Apa Itu Kebajikan Menurut Aristoteles?
Aristoteles mendefinisikan kebajikan sebagai kualitas moral yang diperoleh melalui kebiasaan yang baik. Berbeda dengan pandangan umum yang melihat kebajikan sebagai sifat bawaan, Aristoteles percaya bahwa kebajikan dapat dikembangkan dan dilatih melalui tindakan berulang yang konsisten. Kebajikan melibatkan tindakan yang seimbang, tidak berlebihan, dan tidak kekurangan, yang dikenal sebagai konsep golden mean atau jalan tengah.
Misalnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di antara pengecut (kurang keberanian) dan nekat (berlebihan). Demikian pula, kemurahan hati berada di antara kikir dan boros. Dengan demikian, kebajikan adalah kemampuan untuk bertindak dengan tepat di tengah dua ekstrem.
Langkah-Langkah Praktis Menjadi Manusia Berkebajikan
Aristoteles tidak hanya berbicara tentang konsep-konsep abstrak, tetapi juga memberikan panduan praktis tentang bagaimana menjadi manusia berkebajikan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan: