Socrates: “Saya hanya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa.”
- Image Creator/Handoko
Respon Athena: Dari Kekaguman hingga Penghinaan
Namun, sikap Socrates ini tidak selalu diterima dengan baik. Sebagian besar warga Athena menganggapnya sebagai ancaman terhadap norma-norma yang berlaku. Dalam banyak kesempatan, Socrates dianggap merusak tatanan sosial dengan mempertanyakan nilai-nilai yang sudah mapan. Ia sering berdebat dengan para pemimpin, ahli retorika, dan tokoh penting lainnya, membuat banyak orang merasa terancam oleh cara berpikirnya yang berbeda.
Pada akhirnya, Socrates dituduh merusak pemuda Athena dan tidak mempercayai dewa-dewa kota, tuduhan yang akhirnya mengarah pada hukuman mati. Proses pengadilan Socrates merupakan salah satu momen paling dramatis dalam sejarah filsafat, di mana ia dengan tenang menerima keputusan yang dijatuhkan padanya. Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, Socrates tetap teguh pada keyakinannya bahwa hidup tanpa pertanyaan adalah hidup yang tidak layak dijalani.
Pelajaran dari Socrates: Kebijaksanaan di Tengah Ketidakpastian
Pernyataan Socrates bahwa ia tidak tahu apa-apa seharusnya dilihat sebagai ajakan untuk mengadopsi sikap rendah hati dan kritis terhadap pengetahuan. Dalam dunia yang penuh dengan informasi seperti saat ini, pelajaran dari Socrates tetap relevan. Terlalu sering kita melihat orang-orang yang dengan mudahnya mengklaim tahu segalanya, terutama di era media sosial di mana opini sering kali dianggap sebagai fakta.
Socrates mengajarkan kita untuk selalu mempertanyakan apa yang kita anggap sebagai kebenaran. Daripada menganggap pengetahuan sebagai sesuatu yang pasti, Socrates mendorong kita untuk melihatnya sebagai proses yang terus berkembang. Dengan cara ini, kita menjadi lebih terbuka, tidak hanya terhadap ide-ide baru, tetapi juga terhadap kemungkinan bahwa apa yang kita yakini saat ini bisa saja salah.
Mengapa Kebijaksanaan Socrates Masih Penting Hari Ini?