Bagaimana Socrates Menantang Konsep Pengetahuan? Menjelajahi Filsafat Sang Guru

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

pernah ada, dikenal karena pendekatan kritisnya terhadap konsep pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam berbagai dialog dan ajaran, Socrates sering mempertanyakan asumsi dasar yang dipegang oleh masyarakat dan para pemikir zamannya. Dengan gaya berdebat yang unik dan metode bertanya yang tajam, ia mengajak orang-orang untuk tidak sekadar menerima sesuatu sebagai kebenaran, tetapi untuk selalu menggali lebih dalam. Artikel ini akan membahas bagaimana Socrates menantang konsep pengetahuan dan apa yang bisa kita pelajari dari pemikirannya yang revolusioner.

Pendekatan Socratic: Mengapa Menantang Pengetahuan Itu Penting?

Pendekatan Socratic sering kali dimulai dengan pertanyaan sederhana namun penuh makna. Berbeda dengan guru-guru lain pada zamannya yang mengajarkan melalui kuliah atau pernyataan, Socrates menggunakan dialog sebagai metode utama dalam mengajar. Melalui tanya jawab, ia mendorong lawan bicaranya untuk berpikir lebih kritis, menguji asumsi, dan menilai validitas pengetahuan yang mereka miliki.

Socrates percaya bahwa kebanyakan orang tidak benar-benar tahu apa yang mereka pikirkan mereka tahu. Mereka mungkin memiliki keyakinan yang kuat tentang suatu hal, tetapi keyakinan tersebut sering kali tidak didasari oleh pemahaman yang mendalam atau bukti yang memadai. Inilah mengapa Socrates merasa perlu menantang pengetahuan yang dianggap pasti dan menggantinya dengan pencarian kebenaran yang terus-menerus.

Ironi Socratic: “Saya Tidak Tahu Apa-apa”

Salah satu ciri khas pemikiran Socrates adalah apa yang sering disebut sebagai ironi Socratic. Dalam berbagai dialog, Socrates sering kali mengaku bahwa ia tidak tahu apa-apa, sebuah pernyataan yang pada awalnya mungkin tampak seperti penghinaan diri. Namun, pengakuan ini bukan sekadar kerendahan hati, melainkan strategi filosofis yang cerdik.

Dengan mengakui ketidaktahuannya, Socrates tidak hanya menunjukkan bahwa ia terbuka terhadap pembelajaran, tetapi juga mengkritik mereka yang mengklaim memiliki pengetahuan absolut. Menurut Socrates, orang yang bijaksana adalah mereka yang menyadari batas pengetahuannya dan selalu berusaha untuk belajar lebih banyak. Pengakuan ini juga membuka ruang bagi diskusi yang lebih jujur dan kritis, di mana semua pihak dapat berpartisipasi dalam pencarian kebenaran.