Socrates di Mata Plato: Refleksi dan Perubahan dalam Pemikiran Filosofis

Socrates dan Plato
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Perubahan dan Pengembangan Pemikiran Plato

Meskipun banyak dialog Plato menampilkan Socrates, tidak semua pemikiran yang diutarakan dalam karya-karya tersebut sepenuhnya milik Socrates. Seiring waktu, Plato mulai mengembangkan gagasan-gagasan yang lebih kompleks dan kadang-kadang berbeda dari ajaran Socrates. Salah satu perbedaan signifikan adalah dalam pengembangan Teori Bentuk atau Ide yang menjadi ciri khas filsafat Plato.

Teori Bentuk adalah konsep bahwa ada realitas yang lebih tinggi dan sempurna di luar dunia fisik yang kita alami sehari-hari. Menurut Plato, dunia fisik hanyalah bayangan dari dunia bentuk yang abadi, seperti bentuk keindahan, keadilan, atau kebenaran yang sempurna. Meskipun konsep ini terinspirasi oleh pencarian Socrates terhadap kebajikan sejati, Teori Bentuk adalah sesuatu yang baru dan unik dalam pemikiran Plato.

Dalam dialog "Phaedo," misalnya, Plato menggambarkan percakapan terakhir Socrates sebelum dieksekusi, di mana ia membahas keabadian jiwa dan bentuk-bentuk abadi. Ini adalah momen ketika pemikiran Plato mulai bergerak melampaui ajaran Socrates, menunjukkan refleksi pribadi dan pengembangan konsep yang lebih metafisik dan spekulatif.

Socrates sebagai Cermin Perkembangan Plato

Socrates tidak hanya hadir sebagai guru bagi Plato tetapi juga sebagai cermin bagi perkembangan pemikiran Plato. Dalam banyak karya Plato, peran Socrates adalah sebagai suara kritis yang mempertanyakan segala sesuatu, termasuk teori-teori baru yang diajukan oleh Plato sendiri. Dialog-dialog seperti "The Republic" menggambarkan diskusi tentang negara ideal di mana Socrates memainkan peran penting dalam memeriksa ide-ide yang ditawarkan oleh Plato.

Peran Socrates dalam dialog ini adalah untuk menguji dan mengkritik, yang membantu Plato menyaring dan mengembangkan pemikirannya lebih lanjut. Socrates bertindak sebagai batu uji bagi pemikiran-pemikiran yang berkembang, memastikan bahwa gagasan-gagasan tersebut tidak hanya sekadar teori tetapi juga diuji melalui dialog yang kritis.