Mengapa Socrates Percaya pada Jiwa Abadi: Bukti atau Kepercayaan Semata?

Suasana Penjara Socrates Jelang Hukuman Mati
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Argumen dari Keberlawanan

Salah satu argumen Socrates yang terkenal adalah argumen dari keberlawanan. Dalam dialog Phaedo, ia menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari lawannya, seperti panas berasal dari dingin, dan hidup berasal dari mati. Oleh karena itu, jika hidup berasal dari mati, maka kematian seharusnya tidak menjadi akhir dari segalanya, melainkan hanya transisi menuju kehidupan lain. Dengan demikian, jiwa tidak musnah ketika tubuh mati, tetapi kembali ke keadaan abadi.

Meskipun argumen ini tampak logis dalam konteks filsafat kuno, pandangan modern mungkin mempertanyakannya. Apakah kehidupan benar-benar berasal dari kematian? Bukti ilmiah tentang kehidupan setelah mati masih terbatas, dan banyak filsuf dan ilmuwan yang meragukan validitas argumen ini.

Argumen dari Pengetahuan yang Diingat

Socrates juga mengajukan argumen bahwa jiwa abadi karena manusia memiliki kemampuan untuk mengingat pengetahuan yang sudah ada sebelum mereka lahir. Menurutnya, pengetahuan yang benar dan kebijaksanaan tidak diperoleh melalui pengalaman, tetapi sudah ada dalam jiwa sejak sebelum lahir. Dalam dialog Meno, ia menunjukkan bahwa seorang budak yang tidak terdidik dapat menyelesaikan masalah geometris hanya dengan memikirkan secara mendalam, yang menurut Socrates menunjukkan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwanya sebelum ia lahir.

Pandangan ini menekankan gagasan bahwa jiwa memiliki kehidupan sebelum tubuh fisik ada dan akan terus hidup setelah tubuh itu mati. Namun, meskipun menarik, argumen ini lebih bersifat metafisik daripada ilmiah dan sering kali dikritik karena kurangnya bukti konkret.

Hubungan Jiwa dan Kebajikan