BUDAYA: Meriah, Pagelaran Ketoprak Moderasi Beragama "Sunan Gunung Jati"
- Christiyanto
"Ketoprak mengajarkan kita tentang nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Dari atas panggung, para seniman berperan sebagai penjaga untuk menyampaikan pesan-pesan moral dengan keindahan yang merajut sejarah menjadi kain yang menggambarkan perjalanan panjang sebagai sebuah bangsa," imbuhnya.
Ketoprak juga menjadi sarana untuk menyatukan hati, menanamkan kesadaran bahwa dalam perbedaan, ada persamaan yang menyatukan kita sebagai umat manusia.
Kali ini, diangkat kisah Sunan Gunung Jati yang menjadi seorang raja di Cirebon, juga seorang wali.
"Saat menjadi raja, Cirebon menjadi kota internasional, di mana banyak sekali penduduk dari berbagai bangsa, sehingga menimbulkan beberapa konflik sosial yang perlu dipecahkan. Ketoprak ini menyajikan bagaimana Sunan Gunung Jati bisa menyelesaikan konflik yang terjadi," pungkas Dirjen Kamaruddin.
Dalam ketoprak ini, dengan bijaksana Sunan Gunung Jati menyelesaikan sengketa terkait pendirian klenteng dari etnis tionghoa di sebuah wilayah yang dihuni oleh mayoritas muslim
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, dikenal sebagai tokoh yang berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Cirebon, Jawa Barat dan sekitarnya.
Ia merupakan salah satu anggota Wali Songo, seorang ulama besar sekaligus pemimpin yang bijaksana, tak hanya dihormati sebagai penyebar agama, tetapi juga sebagai pelindung budaya dan tradisi lokal.