INFO HAJI 2024: Kisah Mbak Ngatemi, Tidak Makan Gorengan, Resep Sehat Naik Haji di Usia 99 Tahun
- kemenag.go.id
Boyolali, WISATA – Jemaah haji berusia 99 tahun, Mbah Ngatemi Alwi membagikan resep agar dapat melaksanakan haji dalam keadaan sehat di usianya yang nyaris satu abad.
Jemaah haji tertua se-Jawa Tengah ini, menyebut dirinya masih dalam kondisi sehat dan semangat.
“Tidak ada keluhan. Sehat. Semangat. Ayo,” ujar jemaah asal Kabupaten JeparaM Jawa Tengah tersebut.
Menurut Ngatemi, ia bisa menjaga kesehatan karena suka menginang atau menyirih, makan sayur-sayuran dan ketela pisang, serta tidak mengonsumsi gorengan.
“Resepnya suka menginang, tidak makan goreng-gorengan, suka makan sayur, makan ketela pisang,” terangnya saat ditemui di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
Ngatemi juga mengaku, sebelum melaksanakan ibaadah haji, ia rutin melakukan olahraga seperti jalan-jalan dan senam.
“Untuk mempersiapkan haji, saya olahraga, jalan-jalan, senam. Saya senang sekali bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini,” kata Mbah Ngatemi sambil mengayun-ayun tangan, memeragakan senam.
Mbah Ngatemi tergabung dalam rombongan jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) 73 Embarkasi Solo (SOC-73).
Ia lahir pada 1 Juli 1925, memiliki dua anak dan lima cucu.
Saat ini, ia berangkat haji didampingi putrinya yang bernama Mariyatun.
Mariyatun mengungkapkan, Mbah Ngatemi masih bisa beraktivitas sehari-hari dan jarang sakit.
“Beliau masih jalan-jalan, tidak pakai kursi roda dan biasa nyapu di rumah. Sakit juga jarang. Beliau itu luar biasa,” kata Mariyatun.
Mariyatun juga mengatakan, ibunya tidak suka makan gorengan.
“Beliau tidak makan gorengan. Selalu makan rebus-rebusan,” jelas Mariyatun.
Selain itu, Mbah Ngatemi memiliki kebiasan menyirih atau menginang.
“Sudah sejak muda, Ibu suka nginang. Di rumah, nanam sendiri. Ini saja bawa daun sirih untuk dibawa haji,” kata Mariyatun sambil menunjukkan sebungkus plastik berisi daun sirih untuk dibawa selama berhaji.
Mariyatun berharap, semoga ibunya diberikan kelancaran dan kesehatan untuk menunaikan ibadah haji dan pulang menjadi haji yang mabrur.
“Ibu tidak pernah absen salat. Tanpa diingatkan, beliau selalu menunaikan salat lima waktu,” tuturnya.
Petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter 73 Embarkasi Solo (SOC), dr. Laili Handayani mengungkapkan, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan, bahwa Mbah Ngatemi dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan.
“Kalau dari hasil pemeriksaannya, alhamdulillah, Mbah Ngatemi ini dalam kondisi yang sehat saat ini, tidak ada keluhan apapun, gulanya juga normal. Alhamdulillah, beliau istitaah untuk menjalankan ibadah haji,” ujarnya.
Laili menambahkan, Mbah Ngatemi diberikan fasilitas kursi roda untuk memudahkan pelaksanaan ibadah haji.
“Beliau menggunakan pendampingan dengan kursi roda. Menggunakan alat kursi roda untuk mempermudah pelaksanaan ibadah haji. Juga ada anaknya yang mendampingi beliau pada saat pelaksanaan ibadah,” jelas Laili.
Menurut Laili, untuk jemaah berisiko tinggi (risti) dan lansia, akan rutin dilakukan pemantauan kesehatan.
“Misal, dalam pasawat kita akan berikan penanda bahwa dia itu adalah risti atau lansia. Kemudian di hotel, juga kita lakukan pemberian tanda di setiap pintu kamarnya bahwa beliau itu adalah risti atau lansia,” terangnya.
“Dan kita juga melakukan visitasi kepada jemaah haji. Kita juga melakukan pos untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi bagi jemaah haji yang mengalami keluhan atau ada keluhan, bisa melakukan pemeriksaan ke kami. Atau jika ada teman sekamarnya yang mengetahui keadaan kondisi jemaah lainnya, bisa menyampaikan ke kami sehingga kami bisa melakukan visitasi ke kamar jemaah tersebut,” tutup Laili.
(Sumber: kemenag.go.id)