Pesan Tokoh UMKM Indonesia Yoyok KOPITU: Terkait Starlink Proyek Ambisius Elon Musk
- Istimewa
Jakarta, WISATA - Langit Indonesia kini dihiasi dengan satelit-satelit Starlink, proyek ambisius Elon Musk melalui SpaceX. Bagaikan angin segar, kedatangan Starlink diharapkan mampu membawa akses internet cepat ke pelosok negeri yang selama ini tertinggal. Namun, di balik potensinya, Starlink juga memunculkan sejumlah kekhawatiran dan tantangan yang perlu diantisipasi.
Jalan Terjal Menuju Internet Merata
Starlink memanfaatkan jaringan satelit berorbit rendah untuk menghadirkan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia. Di Indonesia, kebutuhan akan internet stabil dan cepat sangat mendesak, terutama di daerah terpencil. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, pada tahun 2022, masih ada sekitar 30% wilayah Indonesia yang belum tersentuh internet memadai. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, potensi pasar internet di Indonesia sangatlah besar.
Namun, Starlink tak hanya membawa kabar gembira. Di beberapa negara, layanan Starlink ditolak karena berbagai alasan. Contohnya di Prancis, izin Starlink sempat ditangguhkan karena kekhawatiran interferensi dengan jaringan lokal dan dampak lingkungan. Di India, pemerintah menyatakan Starlink belum berlisensi, sehingga dianggap ilegal. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi satelit tidak selalu mulus dan memerlukan pertimbangan matang dari berbagai aspek.
UMKM: Antara Peluang dan Ancaman
Kekhawatiran utama adalah dampak Starlink terhadap UMKM di Indonesia. UMKM merupakan tulang punggung ekonomi, menyumbang lebih dari 60% PDB dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 97% angkatan kerja. Dengan Starlink, UMKM diharapkan dapat memanfaatkan akses internet yang lebih baik untuk mengembangkan bisnis mereka, terutama dalam pemasaran digital dan e-commerce.
Namun, Tokoh UMKM Indonesia Yoyok KOPITU, mewanti-wanti pemerintah agar UMKM tidak menjadi korban persaingan raksasa teknologi global. Starlink, sebagai bagian dari ekosistem SpaceX, memiliki sumber daya jauh lebih besar dibandingkan penyedia layanan internet lokal. Hal ini berpotensi menimbulkan persaingan tidak sehat yang merugikan pemain lokal. Lebih dari itu, UMKM perlu waspada terhadap potensi ketergantungan tinggi terhadap Starlink, yang dapat mengurangi kemandirian dan kemampuan adaptasi mereka di pasar.