Transisi Menuju Ekonomi Rendah Karbon: Tantangan dan Peluang di Indonesia
- Instagram @smindrawati
Washington, WISATA. - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyoroti pentingnya inklusivitas dan keadilan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon dalam pidatonya di Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) G20 pada 18 April 2024.
"Investasi yang dibutuhkan untuk transisi ini sangatlah besar," ujar Menteri Sri Mulyani, merujuk pada data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang menunjukkan kesenjangan investasi tahunan sebesar $400 miliar untuk mengimplementasikan elemen-elemen esensial transisi tersebut.
Menteri Sri Mulyani menekankan bahwa perencanaan iklim masa depan harus memprioritaskan inklusivitas dan keadilan. Transisi menuju ekonomi rendah karbon harus dilakukan dengan cara yang adil dan terjangkau bagi semua pihak, selaras dengan Transition Finance Framework G20.
Salah satu contoh upaya Indonesia dalam transisi ini adalah Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform, sebuah blended finance framework yang bertujuan untuk memobilisasi sumber daya keuangan dan dukungan internasional. Salah satu pilot project yang sudah berjalan adalah pemensiunan dini Cirebon 1 power plant. Dengan kapasitas 660 megawatt, proyek ini membutuhkan biaya kurang lebih $1,3 miliar untuk memensiunkan dini pembangkit listrik ini dalam 7 tahun ke depan. Namun, proses ini dapat menyelamatkan 28,5 juta ton CO2e.
Menteri Sri Mulyani juga menekankan pentingnya kredit karbon dalam upaya reduksi CO2, terutama dalam menarik investasi sektor swasta. Ia juga menekankan peran penting Multilateral Development Bank (MDB) seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dalam mengoreksi persepsi risiko dan manajemen dalam transisi ini.
"Tanpa peran mereka, kita hanya akan bergantung pada pembiayaan publik, baik pada skala nasional maupun global - dan tidak menarik pembiayaan dari sektor swasta sama sekali," jelas Menteri Sri Mulyani.
Sebagai co-chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA) bersama koleganya Steven van Weyenberg, Menteri Sri Mulyani menyambut baik segala upaya kolaborasi terkait transisi dan solusi permasalahan iklim ini, termasuk dalam Task Force for the Global Mobilization against Climate Change (TF-CLIMA).