Terkait Krisis Udara Jakarta, Bagaimana PLTU Sekitar Jakarta Bisa Memberi Pengaruh Buruk
- Pexels
Jakarta, WISATA- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di sekitar Jakarta telah menjadi sorotan utama ketika berbicara tentang kualitas udara di ibu kota Indonesia. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ada sepuluh PLTU batubara yang beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan total kapasitas sekitar 12.000 megawatt (MW). Meskipun PLTU memberikan pasokan listrik yang penting, sayangnya juga menjadi sumber polusi udara yang serius.
PLTU-PLTU ini menghasilkan listrik dengan membakar batu bara, sebuah bahan bakar fosil yang dikenal sebagai salah satu penyumbang utama polusi udara. Polutan yang dihasilkan oleh PLTU ini mencakup sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), partikel halus (PM), karbon monoksida (CO), dan hidrokarbon (HC). Kabut asap yang dihasilkan oleh polutan-polutan ini dapat mengurangi visibilitas dan mengganggu kesehatan manusia.
Polusi udara yang dihasilkan oleh PLTU-PLTU di sekitar Jakarta telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk:
1. Gangguan Pernapasan: Kabut asap dan partikel-partikel halus dapat memicu penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan pneumonia.
2. Penyakit Jantung: Paparan terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan tekanan darah tinggi.
3. Kanker: Polutan udara seperti benzena yang dihasilkan oleh PLTU juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
4. Kematian Dini: Polusi udara yang tinggi telah terkait dengan peningkatan angka kematian dini pada masyarakat.