Rem Blong di Jalur Ekstrem Gunung Lio: Dua Pengendara Selamat, Relawan Salem Brebes Sigap Evakuasi Korban

- Handoko/Istimewa
Brebes, WISATA – Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di jalur ekstrem turunan Saninten, Gunung Lio, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada hari Jumat, 30 Mei 2025 pukul 15.30 WIB. Kecelakaan melibatkan sepeda motor jenis matic yang mengalami rem blong saat melintasi jalur menurun yang curam dan berliku.
Menurut informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, pengendara merupakan warga Desa Negla, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes. Beruntung, kedua korban berhasil dievakuasi dengan cepat oleh tim relawan dan warga sekitar yang sigap memberikan bantuan. Setelah evakuasi, keduanya langsung mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Bangsari.
“Alhamdulillah, kedua korban dapat segera dievakuasi dan langsung ditangani oleh tim medis dari Puskesmas Bangsari. Terima kasih kepada rekan-rekan relawan serta warga masyarakat yang selalu sigap dan siap siaga dalam situasi darurat seperti ini,” ujar Wartono, Pembina Bangbara, Kelompok Relawan Lokal Salem Brebes.

Proses Pertolongan pada Korban Kecelakaan
- Handoko/Istimewa
Jalur Gunung Lio: Titik Rawan Kecelakaan
Jalur Gunung Lio memang telah lama dikenal sebagai salah satu titik rawan kecelakaan di Kabupaten Brebes. Kondisi jalan yang menanjak dan menurun secara ekstrem, ditambah dengan tikungan tajam dan minimnya pagar pengaman, menjadikan jalur ini sangat berbahaya, khususnya bagi kendaraan roda dua.
Kecelakaan akibat rem blong bukanlah kejadian pertama di jalur ini. Menurut catatan para relawan, telah sering terjadi kasus serupa mulai dari korban luka ringan, luka berat, bahkan meninggal dunia (MD).
“Kami selalu menghimbau kepada seluruh pengguna jalan yang melintasi jalur ini, terutama pengendara roda dua, untuk sejenak beristirahat sekitar 15 menit guna mendinginkan rem. Alternatif lainnya, rem kendaraan dapat disiram air yang telah kami sediakan di rest area Panginuman," lanjut Wartono.
Peran Aktif Relawan Salem
Kelompok relawan lokal dari Kecamatan Salem, yang tergabung dalam Bangbara dan berbagai kelompok relawan lainnya, kembali membuktikan komitmen mereka dalam membantu masyarakat. Mereka tidak hanya siaga saat insiden terjadi, tetapi juga aktif melakukan edukasi dan pencegahan kepada para pengguna jalan.
Relawan telah menyiapkan fasilitas penunjang keselamatan seperti air untuk menyiram rem, tanda peringatan rawan kecelakaan, serta rest area sederhana agar pengendara dapat beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan melalui jalur curam Gunung Lio.
“Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya para pengguna jalur Gunung Lio, untuk bersama-sama mengingatkan satu sama lain akan pentingnya keselamatan. Tidak perlu terburu-buru. Istirahat sebentar bisa menyelamatkan nyawa,” imbuh Wartono.
Pentingnya Kesadaran Kolektif
Wartono juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif antara masyarakat, pengendara, dan pihak berwenang dalam menjaga keamanan jalur ekstrem seperti Gunung Lio. Menurutnya, keselamatan di jalan raya bukan hanya tanggung jawab pengemudi, tetapi juga perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai dan partisipasi aktif masyarakat sekitar.
“Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar jalur ini mendapatkan perhatian khusus, baik dari segi infrastruktur maupun sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko kecelakaan,” tutur Wartono.
Himbauan kepada Pemerintah Daerah
Para relawan juga mengimbau kepada pemerintah daerah untuk turut memberikan perhatian khusus terhadap jalur-jalur ekstrem di wilayah Kabupaten Brebes, termasuk dengan memasang rambu peringatan tambahan, membangun pagar pengaman, serta menyediakan pos pantau di titik-titik strategis.
Keberadaan pos relawan di sekitar jalur Gunung Lio sangat membantu proses evakuasi cepat dan penanganan awal terhadap korban kecelakaan. Namun, langkah tersebut dinilai belum cukup tanpa dukungan dari pemerintah dalam bentuk penguatan sarana dan prasarana keselamatan jalan.
Peristiwa kecelakaan di jalur turunan Saninten Gunung Lio kembali menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dalam berkendara, terutama di jalur-jalur ekstrem yang telah dikenal rawan. Peran serta relawan dan warga setempat patut diapresiasi karena telah menjadi garda terdepan dalam penanganan darurat.
Sementara itu, himbauan untuk berhenti sejenak dan mendinginkan rem sekitar 15 menit sebelum melanjutkan perjalanan di jalur Gunung Lio harus mulai dijadikan kebiasaan oleh seluruh pengguna jalan demi keselamatan bersama.
“Kami, para relawan, akan terus berada di barisan depan demi keselamatan masyarakat. Mari saling mengingatkan dan menjaga,” pungkas Wartono, dengan penuh semangat kemanusiaan.