Cahaya Hati: 25 Kutipan dari Junayd al-Baghdadi, Pemimpin Para Sufi yang Mengajarkan Diam dalam Kedalaman

Ilustrasi: Cahaya Hati
Ilustrasi: Cahaya Hati
Sumber :
  • antvklik.com/Pixabay

Jakarta, WISATA – Dalam sejarah panjang tasawuf Islam, nama Junayd al-Baghdadi mencuat sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh. Lahir di Baghdad pada abad ke-9 Masehi, ia dikenal sebagai pemimpin para sufi dan pembawa ajaran kesunyian batin yang mendalam. Junayd bukan hanya ulama besar, tetapi juga simbol dari kesederhanaan, ketajaman spiritual, dan keheningan yang sarat makna.

Salah satu ajarannya yang paling dikenang adalah bagaimana ia mengajak murid-muridnya untuk mendalami makna spiritualitas dengan diam, refleksi, dan cinta kepada Tuhan tanpa pamrih. Kata-katanya, meski singkat, sering kali menjadi sumber inspirasi dan perenungan bagi para pencari Tuhan sepanjang zaman.

Berikut ini adalah 25 kutipan terbaik dari Junayd al-Baghdadi yang merangkum kedalaman spiritualitas, kesucian hati, dan makna hakiki dari perjalanan menuju Tuhan:

1. "Tasawuf adalah bahwa Tuhan membuatmu mati dari dirimu sendiri, lalu menghidupkanmu dengan-Nya."

Junayd mengajarkan bahwa dalam tasawuf, seseorang harus meleburkan ego pribadinya agar bisa hidup hanya dengan kehendak Tuhan.

2. "Seorang sufi adalah seseorang yang tidak memiliki apa-apa dan tidak dimiliki oleh apa-apa."

Ini adalah ajaran tentang kebebasan spiritual: bebas dari keterikatan dunia dan juga bebas dari rasa memiliki.

3. "Diam adalah bahasa para pecinta Tuhan."

Keheningan bukanlah kekosongan, melainkan ruang suci di mana kehadiran Ilahi bisa dirasakan tanpa kata.

4. "Tasawuf bukanlah tentang pakaian yang kau kenakan, tetapi tentang hatimu yang tulus mencintai Tuhan."