Syekh Abdul Qadir al-Jailani: "Setiap kesulitan yang engkau hadapi adalah cara Tuhan memperhalus jiwamu."

Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Dalam banyak kisah para nabi dan orang-orang saleh, kita bisa melihat bahwa mereka tidak terhindar dari kesulitan. Nabi Yusuf diuji dengan fitnah dan penjara, Nabi Ayub dengan penyakit, dan Nabi Muhammad SAW dengan pengusiran serta peperangan. Tapi justru dari kesulitan itulah muncul cahaya keimanan dan kebijaksanaan yang luar biasa.

Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menemukan makna hidup, menemukan jati diri, bahkan menemukan Tuhan justru di saat mereka berada di titik terendah.

Kesulitan sebagai Sarana Pendidikan Ilahi

Dalam tasawuf, kesulitan disebut sebagai bentuk tarbiyah rabbaniyah (pendidikan ilahi). Tuhan tidak ingin menghancurkan kita dengan ujian, melainkan mendidik dan membentuk kita agar menjadi hamba yang lebih dekat kepada-Nya.

Layaknya besi yang dibakar dan dipukul agar menjadi pedang, demikian pula manusia yang diuji agar menjadi pribadi yang tangguh dan bercahaya. Jiwa yang diperhalus adalah jiwa yang telah melewati proses pemurnian — seperti emas yang dibakar untuk menghilangkan kotorannya.

Cara Bijak Menghadapi Kesulitan

1.     Terima dengan Lapang Dada
Jangan menolak atau mengutuk ujian yang datang. Terimalah sebagai bagian dari rencana besar Allah untuk hidup kita.