Syekh Abdul Qadir al-Jailani: “Kekayaan yang sejati bukanlah banyaknya harta, tetapi hati yang merasa cukup.”

Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Namun, berapa banyak dari mereka yang memiliki semua itu tapi tetap merasa gelisah, takut kehilangan, atau merasa tidak cukup? Di sinilah letak pentingnya makna “qana’ah” — yaitu sikap menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, yang menjadi inti dari pesan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Ilmu Psikologi Mendukung Ajaran Ini

Menariknya, ajaran ini ternyata sejalan dengan pandangan psikologi modern. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki rasa syukur (gratitude) dan puas dengan hidupnya (life satisfaction) memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi, meski penghasilan mereka tidak besar.

Sebuah studi oleh Dr. Robert Emmons dari University of California, misalnya, menemukan bahwa orang yang rajin menulis hal-hal yang mereka syukuri setiap hari mengalami penurunan stres, tidur lebih nyenyak, dan memiliki pandangan hidup yang lebih positif.

Artinya, kunci kebahagiaan bukan pada jumlah harta, tetapi pada cara kita memaknai dan mensyukuri apa yang kita punya. Inilah hakikat dari “kaya hati.”

Kehidupan Sederhana yang Mulia

Banyak tokoh besar sepanjang sejarah, dari Nabi Muhammad SAW hingga para ulama sufi seperti Syekh Abdul Qadir al-Jailani, memilih menjalani kehidupan yang sederhana. Mereka tidak tergoda untuk mengumpulkan harta atau mengejar status duniawi.