Revolusi AI di Dunia Kerja: Apakah Kecerdasan Buatan akan Menggantikan Manusia?

AI Generatif
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu topik terhangat di forum tahunan World Economic Forum (WEF), terutama dalam pertemuan Global Future Councils di Dubai yang dipimpin oleh Profesor Erik Brynjolfsson. Diskusi yang diselenggarakan secara terbuka ini menyoroti bagaimana AI berdampak pada ekonomi global serta bagaimana masyarakat, pemerintahan, dan bisnis harus bersiap menghadapi masa depan yang semakin didominasi oleh teknologi ini.

Brynjolfsson, seorang ahli dalam bidang teknologi dan ekonomi digital, mengungkapkan bahwa AI memiliki potensi revolusioner yang serupa dengan penemuan mesin uap pada abad ke-19, yang memicu revolusi industri. Dalam hal ini, AI tidak hanya sekadar alat yang dapat memproses data lebih cepat, tetapi juga mampu melakukan berbagai tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Ini memunculkan pertanyaan besar: Apakah AI akan menggantikan pekerjaan manusia di masa depan?

Dampak Revolusi Industri dan Pembelajaran dari Masa Lalu

Untuk memahami dampak potensial AI, penting untuk menengok ke belakang pada era revolusi industri. Sebelum ditemukannya mesin uap, manusia hidup dengan tingkat kemakmuran yang rendah, di mana sebagian besar orang hidup dalam garis kemiskinan. Setelah mesin uap ditemukan dan dimanfaatkan dalam berbagai sektor, seperti manufaktur, pertanian, dan transportasi, produktivitas melonjak, dan secara perlahan standar hidup masyarakat meningkat pesat.

Brynjolfsson membandingkan perubahan yang dibawa oleh mesin uap dengan dampak yang mungkin dibawa oleh AI. Sama seperti mesin uap, AI memiliki tiga karakteristik utama yang membuatnya begitu penting: teknologi ini pervasif (menyebar ke berbagai sektor), bisa diperbaiki dan dikembangkan dari waktu ke waktu, serta akan memunculkan inovasi-inovasi baru di masa depan.

AI: Revolusi Baru di Dunia Kerja

Namun, di balik potensi besar yang ditawarkan oleh AI, muncul tantangan dan kekhawatiran baru. Salah satu yang paling krusial adalah bagaimana AI akan mengubah pasar kerja. Banyak yang khawatir bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan manusia, tetapi menurut Brynjolfsson, AI lebih mungkin mengubah cara kita bekerja daripada sepenuhnya menggantikan manusia. Sebaliknya, AI akan mengotomatiskan tugas-tugas tertentu dalam suatu pekerjaan, namun masih ada tugas lain yang lebih baik dilakukan oleh manusia.

Sebagai contoh, dalam dunia medis, AI sudah mulai digunakan dalam diagnosis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa algoritma AI dapat mendiagnosis penyakit tertentu dengan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan manusia. Namun, peran dokter dalam memberikan perawatan, konsultasi pasien, atau melakukan prosedur medis lainnya masih sangat diperlukan. Tugas seperti memberikan penenangan kepada pasien atau melakukan intervensi fisik tetap lebih baik dilakukan oleh manusia daripada mesin.

Analisis Tugas Berbasis AI: Cara Baru Memahami Pekerjaan

Salah satu pendekatan yang diusulkan Brynjolfsson untuk memahami dampak AI pada dunia kerja adalah dengan menggunakan analisis berbasis tugas. Alih-alih melihat pekerjaan sebagai satu entitas yang utuh, analisis ini memecah pekerjaan menjadi tugas-tugas spesifik. Setiap tugas kemudian dievaluasi, apakah lebih baik dilakukan oleh manusia atau oleh AI. Dengan cara ini, kita dapat melihat bahwa AI mungkin mengambil alih beberapa tugas, namun tugas-tugas lain tetap akan dikerjakan oleh manusia.

Sebagai contoh, dalam peran seorang ahli radiologi, terdapat lebih dari 27 tugas yang harus dilakukan. Beberapa tugas, seperti membaca hasil pemindaian medis atau mendiagnosis, bisa dilakukan lebih baik oleh AI. Namun, ada tugas lain seperti berbicara dengan pasien, mengelola prosedur, atau memastikan kenyamanan pasien, yang masih memerlukan interaksi manusia.

Pendekatan berbasis tugas ini bisa menjadi kunci dalam menyusun strategi untuk mengelola transformasi dunia kerja yang diakibatkan oleh AI. Pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan diharapkan untuk mengidentifikasi tugas mana yang lebih baik diotomatiskan dan mana yang tetap harus dilakukan oleh manusia. Dengan cara ini, kita dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas pekerjaan, sambil memastikan bahwa manusia tetap menjadi bagian penting dari proses kerja.

Tantangan dan Peluang: Mengelola Dampak AI di Masa Depan

AI menawarkan peluang besar dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, layanan kesehatan, hingga pendidikan. Namun, untuk memanfaatkan peluang ini, kita juga harus siap menghadapi tantangan yang muncul. Brynjolfsson menekankan bahwa perubahan ini tidak akan terjadi secara langsung, melainkan melalui kurva J, di mana ada periode perlambatan produktivitas sebelum dampak positif AI benar-benar dirasakan.

Selama periode ini, perusahaan perlu berinvestasi dalam pelatihan ulang karyawan, pengembangan produk baru, dan membangun aset tidak berwujud seperti data dan algoritma AI. Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengubah cara kita mengukur keberhasilan ekonomi. Indikator tradisional seperti pertumbuhan PDB mungkin tidak lagi cukup untuk mengukur dampak AI. Sebaliknya, kita harus fokus pada indikator lain seperti kepuasan pelanggan, inovasi, dan keberlanjutan.

Investasi dalam Kebijakan yang Tepat: Kunci Sukses AI

Brynjolfsson juga memperingatkan bahwa dekade mendatang bisa menjadi sangat berisiko jika kita tidak membuat keputusan yang tepat mengenai bagaimana AI akan diimplementasikan. Ada potensi bahwa AI dapat digunakan untuk memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan, yang dapat menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan yang lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan investasi yang lebih besar dalam bidang ekonomi, hukum, dan sosiologi untuk memahami dampak luas dari transformasi teknologi ini.

Keputusan yang kita buat saat ini akan menentukan apakah AI akan menjadi alat yang membantu manusia mencapai kemajuan yang lebih besar, atau malah menjadi ancaman yang menggantikan peran manusia. Yang paling penting, menurut Brynjolfsson, adalah bagaimana kita menggunakan AI untuk melengkapi pekerjaan manusia, bukan untuk sepenuhnya menggantikan peran kita.

Masa Depan AI dalam Kehidupan Manusia

AI adalah alat yang kuat yang memiliki potensi untuk merevolusi cara kita bekerja dan hidup. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Brynjolfsson, masa depan AI tidaklah pasti. Keputusan yang kita buat hari ini akan menentukan apakah AI akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik atau justru menciptakan tantangan baru yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk fokus pada nilai-nilai dan tujuan kita, serta menggunakan AI sebagai alat untuk memperkuat peran manusia, bukan menggantinya.