Ekonomi, Budaya Indonesia Rontok Dihantam TikTok: Penjajahan Modern Melalui Teknologi Digital

Ekonomi dan Budaya Indonesia dalam Cengkraman Asing (ilustrasi)
Sumber :
  • Yoyok Pitoyo

Selain itu, data dari Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan bahwa e-commerce di Indonesia diproyeksikan mencapai nilai $83 miliar pada tahun 2025, dengan potensi pertumbuhan yang masih sangat besar. Angka ini menjadi daya tarik bagi banyak pemain asing yang ingin masuk dan menguasai pasar Indonesia. TEMU, sebagai salah satu pemain baru, memanfaatkan predatory pricing untuk menarik konsumen sebanyak mungkin, yang pada akhirnya akan mematikan UMKM lokal.

Solusi untuk Melindungi Ekonomi dan Budaya Indonesia

Hadirnya TikTok dan TEMU merupakan tantangan serius bagi ketahanan budaya dan ekonomi Indonesia. TikTok, dengan algoritma canggihnya, menggeser budaya lokal dengan budaya asing, sementara TEMU, meski belum masuk secara resmi, berpotensi menghancurkan UMKM melalui strategi harga yang sangat murah.

Menurut Yoyok Pitoyo, pemerintah harus mengambil tindakan tegas untuk melindungi kepentingan nasional. Pemerintah tidak hanya perlu menolak izin operasi TEMU, tetapi juga harus mengembangkan platform digital nasional yang mampu bersaing di kancah global. Selain itu, edukasi dan literasi digital bagi masyarakat, terutama generasi muda, menjadi kunci penting untuk menghadapi tantangan ini.

Jika tidak ada langkah nyata dari pemerintah, Indonesia bisa kehilangan kendali atas budayanya dan melihat sektor UMKM runtuh di tengah gempuran teknologi asing. Ini bukan hanya masalah ekonomi atau budaya, tetapi juga soal kedaulatan bangsa.