Yoyok KOPITU: Anindya Bakrie Harus Ubah KADIN Jadi “Kandang Jago”, Bukan “Jago Kandang”

Yoyok Pitoyo Bersama Pengusaha Korea Selatan
Sumber :
  • Handoko

Jakarta, WISATA - Selamat atas terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang baru. Jabatan ini membawa harapan besar bagi dunia usaha di Indonesia. Salah satu suara yang cukup lantang menyampaikan harapan tersebut datang dari Ketua Umum Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu (KOPITU), Yoyok Pitoyo. Dalam pernyataannya, Yoyok menegaskan bahwa KADIN di bawah kepemimpinan Anindya harus mampu menghadapi tantangan global dan membawa perubahan signifikan. Salah satu pesan penting yang disampaikan Yoyok adalah bahwa KADIN harus berubah dari “jago kandang” menjadi “kandang jago” yang mampu bersaing di kancah internasional.

Tantangan Besar KADIN di Bawah Kepemimpinan Baru

Dalam pandangan Yoyok, KADIN di bawah kepemimpinan Anindya Bakrie harus melakukan transformasi besar agar pengusaha Indonesia tidak hanya fokus pada eksploitasi sumber daya alam yang sudah ada, tetapi juga mampu menciptakan sumber pendapatan baru melalui inovasi dan rekayasa teknologi. “KADIN harus bisa lebih dari sekadar memanfaatkan apa yang ada, tetapi juga mampu melakukan terobosan baru yang membawa pengusaha Indonesia ke level internasional,” kata Yoyok.

Yoyok juga menekankan pentingnya KADIN untuk tidak hanya unggul di dalam negeri tetapi mampu melakukan penetrasi pasar global. Menurutnya, Anindya harus mampu mengorganisir tiga kelompok besar dalam KADIN—politik, oligarki, dan broker ekonomi—menjadi kekuatan yang saling bersinergi dan membawa Indonesia ke peta ekonomi global.

Peningkatan Peran KADIN dalam Infrastruktur

Dalam kritiknya, Yoyok menyoroti peran KADIN yang dinilai belum optimal dalam meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kelas menengah dan sektor UMKM. “Kolaborasi antara perusahaan besar dan UMKM masih sangat kecil, padahal sektor ini sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Yoyok. Ia mencontohkan model di Korea Selatan, di mana perusahaan besar seperti Samsung secara aktif bermitra dengan UMKM untuk memajukan sektor industri.

 

Yoyok berharap Anindya Bakrie bisa membawa perubahan besar di Indonesia dengan meningkatkan kemitraan antara perusahaan besar dan UMKM. Melalui kolaborasi yang lebih erat, diharapkan UMKM bisa tumbuh lebih cepat dan menjadi tulang punggung ekonomi yang lebih kuat.

Data Statistik: Penurunan Kelas Menengah di Indonesia

Berdasarkan data terbaru dari Bank Dunia pada 2023, hanya sekitar 20% dari populasi Indonesia yang tergolong sebagai kelas menengah, angka ini menurun dibandingkan dengan 25% pada 2020. Kelas menengah adalah tulang punggung ekonomi suatu negara, namun di Indonesia, sektor ini justru mengalami penurunan, salah satunya karena kurangnya dukungan infrastruktur dari pihak-pihak terkait, termasuk KADIN.

Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa hanya sekitar 15% UMKM yang terhubung dengan perusahaan besar atau sektor formal. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara sektor UMKM dan perusahaan besar, yang seharusnya bisa dijembatani oleh KADIN melalui berbagai inisiatif strategis.

Dorongan untuk Penetrasi Pasar Global

Yoyok juga menegaskan bahwa KADIN harus mendorong pengusaha Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar global, bukan hanya fokus pada pasar dalam negeri. “Kita harus berani bersaing di luar negeri, tidak hanya nyaman di dalam negeri,” ujarnya. Tantangan ini tidak mudah, namun sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2023, sekitar 55% dari total ekspor Indonesia masih didominasi oleh bahan mentah. Sebaliknya, negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand telah berhasil meningkatkan proporsi ekspor produk jadi hingga lebih dari 40%. Hal ini menegaskan pentingnya pengembangan produk bernilai tambah bagi Indonesia agar bisa bersaing di pasar internasional.

Tantangan Mengorganisir Tiga Kelompok Besar dalam KADIN

Yoyok juga menyoroti adanya tiga kelompok besar dalam KADIN yang harus mampu diorganisir dengan baik oleh Anindya Bakrie, yaitu politikus, oligarki, dan broker ekonomi. “Anindya harus mampu mengelola tiga kekuatan ini agar bisa bersinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Yoyok. Menurutnya, salah satu kelemahan KADIN selama ini adalah adanya benturan kepentingan di antara kelompok-kelompok tersebut yang justru menghambat inovasi dan perkembangan ekonomi.

 

Kepemimpinan Anindya Bakrie dinilai sangat krusial untuk meredam konflik kepentingan tersebut dan membawa KADIN menjadi organisasi yang lebih berfokus pada inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Transformasi KADIN: Menuju Organisasi yang Lebih Kuat dan Inovatif

Dengan segala tantangan yang ada, Yoyok tetap optimis bahwa di bawah kepemimpinan Anindya Bakrie, KADIN bisa melakukan transformasi besar yang dibutuhkan oleh dunia usaha di Indonesia. “KADIN harus bisa menjadi motor penggerak inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegas Yoyok.

Transformasi ini perlu didukung oleh visi yang jelas untuk mendorong pengusaha Indonesia agar lebih fokus pada produk bernilai tambah, memperkuat kolaborasi antara perusahaan besar dan UMKM, serta menyediakan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Anindya juga perlu mengatasi berbagai kepentingan yang saling bertentangan di dalam tubuh KADIN, agar organisasi ini bisa berfungsi optimal sebagai penggerak ekonomi nasional.

Tantangan Anindya Bakrie sebagai Ketua KADIN bukanlah hal yang ringan. Ia harus mampu menjadikan KADIN sebagai organisasi yang relevan di tingkat nasional dan global. Dengan kepemimpinan yang visioner dan langkah-langkah strategis yang tepat, KADIN bisa bertransformasi menjadi “kandang jago” yang tangguh, bukan sekadar “jago kandang”.

Sebagai penutup, harapan besar Yoyok KOPITU terhadap KADIN di bawah Anindya Bakrie adalah terwujudnya organisasi yang tidak hanya berfokus pada pasar domestik, tetapi juga mampu membawa pengusaha Indonesia ke kancah internasional. Dengan demikian, KADIN akan menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia di masa depan.