Mengungkap Pertahanan Siber China: Bagaimana China Melindungi Negaranya dari Serangan Cyber

Cybersecurity (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Unit 61398 ini pernah menjadi perhatian internasional setelah Amerika Serikat menuduh mereka terlibat dalam serangkaian serangan siber terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. Meskipun tuduhan ini dibantah oleh China, keberadaan unit militer yang didedikasikan untuk operasi siber menunjukkan betapa seriusnya China dalam menghadapi ancaman cyber dari luar negeri.

Statistik Serangan Siber terhadap China

Meskipun China memiliki pertahanan siber yang kuat, negara ini tetap menjadi target utama serangan siber dari berbagai kelompok internasional. Menurut National Computer Network Emergency Response Technical Team (CNCERT), pada tahun 2022, China mengalami lebih dari 10.000 serangan siber yang signifikan, di mana lebih dari 70% berasal dari luar negeri.

Lebih lanjut, data dari Kaspersky Lab menunjukkan bahwa China adalah salah satu dari lima negara paling sering menjadi sasaran serangan ransomware global, dengan lebih dari 5 juta upaya serangan terdeteksi hanya dalam satu kuartal pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun China memiliki pertahanan yang tangguh, ancaman siber tetap merupakan tantangan yang terus berkembang.

China telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam melindungi infrastruktur digitalnya dari serangan siber internasional. Dari kebijakan pengendalian internet yang ketat hingga pengembangan teknologi canggih seperti enkripsi kuantum dan kecerdasan buatan, negara ini berada di garis depan dalam perlindungan siber. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah serangan siber global, China terus memperkuat strategi dan kemitraan internasional untuk melawan ancaman ini.

Pertahanan siber yang kuat adalah elemen kunci dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan di era digital ini. Dengan langkah-langkah yang telah diambil, China membuktikan bahwa keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.