HARIMAU SUMATRA: Ironis, Kematian Harimau Bayangi Perjalanan Hari Harimau Sedunia 2024
- Andri Mardiansyah
Jakarta, WISATA – Eksistensi Harimau Sumatra saat ini, semakin terancam.
Kehidupan hewan ini semakin terdesak karena berbagai ancaman.
Habitat yang kian menyusut, membuat populasinya semakin berkurang.
Konflik-konflik yang terjadi yang berujung pada kematian pun, tak terhindarkan.
Masih segar dalam ingatan, seekor Harimau Sumatra ditemukan mati terlilit sling jerat babi di area perkebunan warga di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung, Beringin Selatan, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat, pada Selasa (16/5/2023) lalu.
Hasil nekropsi menyimpulkan, terjadinya pendarahan di beberapa organ seperti rongga dada, paru-paru, dan pendarahan pada leher.
Harimau ini, juga terpapar panas matahari yang sangat tinggi dan hipoksia akut.
Pada Kamis (25/7/2024), kejadian serupa kembali terulang.
Satu ekor harimau ditemukan mati.
Penyebabnya sama, sling jerat.
Nagari Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, adalah lokasi tempat dimana ditemukan bangkai harimau itu.
Founder Yayasan Jejak Harimau Sumatra, Andri Mardiansyah menyatakan, peristiwa tragis kematian dua harimau Sumatra akibat sling jerat dalam dua tahun terakhir di Sumatra Barat, kembali menjadi cerminan dari ancaman serius keberlangsungan hidup satwa pemuncak itu.
"Jika disebut harimau ini sudah menjadi salah satu bagian integral dari identitas budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal, seharusnya kejadian serupa tidak terulang lagi. Dijaga betul agar tidak punah," ujar Andri Mardiansyah (29/7/2024).