Menuju Visi Indonesia Emas 2045: Transformasi Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, adalah Keniscayaan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Drong Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Sumber :
  • Kemenko perekonomian

1. Transisi Aktivitas Ekonomi Eksisting

Pada sektor energi, transisi diarahkan melalui penerapan energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. "Pengurangan emisi karbon dari PLTU melalui kombinasi amonia dan Carbon Capture Storage (CCS) juga menjadi fokus utama. Selain itu, ekosistem EV atau e-mobility perlu terus didorong untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akibat pembakaran BBM," ungkap Menko Airlangga.

Saat ini, terdapat 152 perusahaan yang telah memiliki Sertifikat Industri Hijau, yang memberikan manfaat ekonomi signifikan, termasuk penghematan energi senilai Rp3,2 triliun per tahun dan penghematan air senilai Rp169 miliar per tahun.

2. Pengembangan Sektor dan Aktivitas Sirkular yang Inovatif

Indonesia sebagai negara megabiodiversity memiliki potensi besar dalam pengembangan industri bio-ekonomi. Pemerintah telah mengembangkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang perlu terus didorong untuk mengadopsi prinsip ekonomi hijau dan ekonomi sirkular, sehingga dapat mendatangkan investasi hijau.

Saat ini, banyak startup dan bisnis baru yang menerapkan prinsip 9R ekonomi sirkular: Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Recycle, Recover. Inovasi ini datang dari anak muda yang kreatif melihat peluang dalam implementasi ekonomi sirkular dan hijau.

Peran UMKM dalam Ekonomi Sirkular